Tuturan id – Calon Presiden (Capres) dari nomor urut 3, Ganjar Pranowo tengah berdialog dengan para tokoh agama Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) pada hari ini, Kamis (1/2/2024).
Pada kesempatan dialog tersebut, Ganjar Pranowo bicara perihal kemiskinan.
Mulanya, Ganjar Pranowo bercerita saat bertemu dengan seorang pendeta di Merauke, Papua.
Di ceritanya tersebut ia menyebut pendeta itu sempat meminta kepada Ganjar untuk dibantu membuat rumah sehat.
Merespons hal itu, Ganjar mengaku bahwa ia merasa keheranan tidak ada yang memperhatikan hal itu.
Karena, menurut dia, banyak orang yang bersedia memberi bantuan di tahun politik.
“Kenapa yang seperti ini justru menunggu proses politik, padahal saya lihat banyak orang-orang baik mau membantu, apalagi di saat politik saat ini, semua bantuan banyak-banyak keluar, semua bantuan keluar hampir tiap hari, dan semua orang membagikan itu, lalu kenapa orang-orang yang membutuhkan tidak dibuat?” kata Ganjar saat dialog, Kamis (1/2/2024).
Lanjut, Ganjar lantas bercerita soal dirinya dan cawapresnya, Mahfud Md, yang juga berasal dari keluarga yang cenderung miskin. Dia bahkan harus bertahan hidup selama belajar dan berkuliah.
“Kebetulan saya dan Pak Mahfud ini tidak berasal dari keluarga kaya, cenderung miskin. Kami harus survive ketika kuliah dan belajar. Kami hidup dalam kekurangan,” ucapnya.
“Kami merasakan telur rebus dibagi empat, tidak banyak yang merasakan seperti itu saya kira mungkin itu sebabnya kurus sampai dengan hari ini, atau bahkan itu sebabnya rambut saya putih,” lanjutnya disambut tawa jemaat yang hadir.
Dengan demikian, Ganjar meminta jangan ada yang mengajarinya hidup susah. Tapi, menurutnya lebih baik ajari soal moral dan etik.
“Makanya saya sampaikan ke banyak orang jangan ajari kami soal rasanya lapar karena kami rasakan itu, jangan ajari kami bagaimana rasanya susah karena kami paham itu, tapi ajarin lah kami moral dan etik, sehingga kita punya toleransi yang baik dan bisa menghargai semua orang,” ujar dia.***