Oleh : Muh. Fitriady (ARCHY Research & Strategy / Kandidat Doktor Ilmu Politik Universiti Kebangsaan Malaysia)
Masa tenang dalam pemilu sering dianggap waktu “sunyi”, di mana kandidat tidak boleh berkampanye. Namun, jangan salah di balik layar, masa ini justru menjadi medan pertempuran penting dan menentukan.
Tim sukses yang cerdas tahu bagaimana memanfaatkan momen ini untuk menyerang lawan secara elegan dan bertahan dari serangan tanpa melanggar aturan KPU.
Bagaimana caranya?
1. Serangan Halus: Mainkan Narasi dan Persepsi
Meskipun aturan melarang kampanye, kandidat atau tim masih bisa menciptakan kesan positif melalui cara yang tidak terlihat seperti kampanye terang-terangan.
Cerita Baik di Media Sosial
Media sosial tetap hidup selama masa tenang. Kandidat bisa menampilkan aktivitas positif seperti kunjungan ke masyarakat atau testimoni warga tentang keberhasilan program mereka sebelumnya.
Buat unggahan yang fokus pada aksi nyata, tanpa menggunakan atribut kampanye. Misalnya:
“Program sanitasi yang pernah saya inisiasi bersama warga tahun lalu kini benar-benar mengubah kehidupan mereka. Terima kasih kepada semua yang mendukung!”
Dorong Relawan untuk Bicara
Dalam masa tenang, relawan yang tidak tergabung dalam tim resmi kampanye bisa menjadi suara tambahan.
Mereka bisa mengobrol dengan warga, membahas prestasi kandidat, atau berdiskusi di grup media sosial. Pastikan ini dilakukan secara santai, tanpa menyerang lawan secara langsung.
Optimalkan Simbol Non-Formal
Pasang simbol-simbol seperti warna tertentu, slogan singkat, atau citra yang mengingatkan pada kandidat, tapi tanpa menyebut nama atau gambar mereka.
Contohnya, bendera kecil di titik strategis atau kaos polos dengan pesan positif.
2. Bertahan: Lindungi Basis Suara dari Serangan
Masa tenang sering menjadi waktu serangan black campaign dari lawan. Jangan lengah, karena satu kabar bohong bisa menggoyahkan dukungan.
Tim Khusus Pemantau Informasi
Bentuk tim untuk memonitor berita hoaks atau fitnah di media sosial. Ketika ada isu yang beredar, siapkan klarifikasi cepat dan tegas melalui jalur resmi, seperti akun media sosial kandidat.
Hindari balas menyerang, cukup luruskan fakta dengan elegan.
Perkuat Komunikasi Internal
Koordinasikan relawan dan pendukung untuk menjaga semangat. Gunakan grup WhatsApp atau pertemuan kecil untuk mengingatkan mereka tetap solid pada pilihan.
Berikan pesan-pesan seperti, “Tetap percaya pada program yang sudah kita bangun. Pilihan Anda menentukan masa depan!”
Pengamanan di Hari H
Susun strategi untuk memastikan pendukung datang ke TPS. Dorong mereka melalui pendekatan personal, misalnya, memastikan kendaraan antar-jemput tersedia bagi pemilih lansia.
3. Sentuhan Emosional:
Dekati Warga dengan Cara Personal. Masa
tenang adalah waktu untuk mengikat hati pemilih tanpa kampanye terbuka.
Tokoh Lokal Jadi Jembatan
Libatkan tokoh masyarakat yang dipercaya warga untuk berdiskusi santai. Mereka bisa berbicara tentang kebutuhan daerah dan program yang sesuai dengan visi kandidat, tanpa terdengar seperti kampanye.
Tunjukkan Kebaikan Sederhana
Kegiatan seperti membantu acara sosial atau membersihkan lingkungan menciptakan kesan bahwa kandidat peduli pada masyarakat. Aktivitas ini lebih kuat dampaknya daripada janji-janji kampanye.
4. Jaga Etika, Menang dengan Elegan
Strategi yang baik tetap harus berlandaskan aturan. Pelanggaran kecil sekalipun bisa menjadi bumerang besar.
Pemilih menghargai kandidat yang bermain bersih. Kemenangan yang diraih dengan elegan akan bertahan lebih lama dalam ingatan rakyat.
Ingat, masa tenang bukan berarti “diam”. Dengan strategi menyerang halus dan bertahan cerdas, peluang kemenangan semakin besar tanpa harus melanggar aturan.
Sebab, kemenangan yang paling berkesan adalah kemenangan yang bermartabat.
Akhirnya, saat lonceng kemenangan berdentang, kandidat dan timnya bisa tersenyum bangga. Bukan hanya menang, tapi menang dengan cara yang layak dihormati.
(Gowa, 25 November 2024)