Oleh : Muh. Fitriady |

ARCHY Research & Startegy – Ph.D Candidate Of Political Science Of Universiti Kebangsaan Malaysia 2024)

Tuturan id, Makassar – Di tengah arus perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat, peran media sosial dalam kehidupan politik tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Generasi muda, yang dikenal sebagai generasi milenial dan Z, kini menjadi kekuatan besar dalam pemilu, mampu memengaruhi arah kebijakan dan kepemimpinan di masa depan. Namun, meskipun angka “likes” dan komentar di platform-platform tersebut menunjukkan tingkat keterlibatan yang tinggi, tantangan nyata yang dihadapi adalah bagaimana mengubah dukungan virtual ini menjadi suara konkret di bilik suara. 

Apa yang mendorong mereka untuk beralih dari sekadar menyukai politik menjadi benar-benar memberikan suara? Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk menggali strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Mengonversi “likes” menjadi suara yang berpengaruh dalam pemilu bukan hanya soal memberi informasi yang tepat, tetapi juga melibatkan pemilih muda secara aktif dalam proses politik. 

Bagaimana caranya agar suara mereka tidak hanya terdengar di media sosial, tetapi juga berkontribusi pada perubahan nyata di dunia politik? Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang bagaimana mengonversi dukungan online menjadi partisipasi yang dalam pemilu. 

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:

1. Edukasi Politik Melalui Kreatif

Menciptakan yang menarik dan informatif, seperti video, infografis, atau meme, dapat meningkatkan pemahaman politik di kalangan pemilih muda. 

Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengetahui calon dan programnya, tetapi juga memahami pentingnya partisipasi mereka dalam pemilu. Misalnya, organisasi non-pemerintah dapat mengadakan kampanye digital dengan yang mengedukasi tentang proses pemungutan suara dan dampak dari setiap suara.

2. Penggunaan Media Sosial untuk Mobilisasi

Media sosial dapat dimanfaatkan untuk mengajak pemilih muda berkumpul dan bergerak bersama. Melalui hashtag yang relevan, kampanye dapat mendorong mereka untuk berbagi pengalaman, serta merangkul teman-teman mereka untuk ikut berpartisipasi. 

Contohnya, penggunaan hashtag seperti #SuaraMudaBerarti dapat meningkatkan visibilitas dan dorongan untuk memberikan suara.

3. Interaksi Langsung dengan Calon

Mengadakan sesi tanya jawab atau diskusi virtual antara calon dan pemilih muda dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat. 

Hal ini tidak hanya memberi kesempatan bagi pemilih untuk bertanya langsung tentang visi dan misi calon, tetapi juga membuat mereka merasa didengar dan diperhatikan. Sesi-sesi seperti ini bisa disiarkan secara langsung di platform media sosial, sehingga lebih banyak orang bisa berpartisipasi.

4. Kampanye Berbasis Komunitas

Mendorong pemilih muda untuk terlibat dalam kampanye berbasis komunitas, seperti kegiatan sukarela atau diskusi kelompok, dapat menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap pemilu. 

Ketika mereka merasa terlibat dalam proses, mereka cenderung lebih berkomitmen untuk memberikan suara.

5. Menggunakan Platform Digital untuk Memfasilitasi Pendaftaran Pemilih

Membangun platform digital yang memudahkan pemilih muda untuk mendaftar sebagai pemilih dapat meningkatkan partisipasi. 

Dengan aplikasi atau website yang user-friendly, calon pemilih dapat dengan mudah mengetahui pendaftaran dan melakukan pendaftaran secara online, yang akan membuat mereka lebih siap untuk memberikan suara saat pemilu tiba.

6. Penyelenggaraan Forum Diskusi

Mengadakan forum diskusi yang melibatkan pemilih muda dan para ahli di bidang politik atau kebijakan publik dapat memberikan wawasan yang berharga. 

Forum semacam ini dapat memberikan kesempatan bagi pemilih untuk mengeksplorasi isu-isu yang relevan dengan cara yang lebih mendalam, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi saat memilih.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, diharapkan pemilih muda tidak hanya menjadi pasif di dunia politik, tetapi juga menjadi peserta aktif yang berkontribusi pada perubahan positif. Mengubah “likes” menjadi suara yang berarti adalah langkah penting dalam memastikan bahwa masa depan politik kita mencerminkan suara generasi muda.***