Oleh: Prof. K.H. Muh. Syibli Sahabuddin, S.Ag., M.Ag.

Editor: Asriyadi/Tuturan

Tuturan id, Polman – Politik, dalam konteks kehidupan manusia, adalah konsep yang sangat kompleks dan dinamis. Kata “politik” sering kali memunculkan asosiasi dengan pemerintahan, kekuasaan, dan proses pengambilan keputusan kolektif. 

Namun, makna politik sesungguhnya jauh melampaui batasan-batasan ini, mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, dari interaksi sosial hingga pengelolaan sumber daya alam.

Seorang tokoh politik yang juga merupakan mantan legislator DPD RI dapil Sulawesi Barat mengungkapkan beberapa pandangannya tentang politik.

Diketahui saat ini merupakan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa () Kabupaten (Polman) yang saat ini namanya juga masuk dalam bursa Calon Bupati pada Pemilihan Kepala Daerah () Polman berpasangan dengan Zainal Abidin yang juga merupakan ketua partai Gelora Polman sekaligus mantan Anggota Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Menurut pandangan pria bernama lengkap Prof. K.H. Muh. Syibli Sahabuddin, S.Ag., M.Ag. ini bahwa di dalam kehidupan manusia, politik memiliki makna yang sangat mendalam. Ia tidak hanya berbicara tentang bagaimana kekuasaan dibagi dan digunakan, tetapi juga tentang bagaimana individu dan kelompok dalam bernegosiasi untuk mencapai tujuan bersama. 

“Politik adalah wadah di mana nilai-nilai, kepentingan, dan aspirasi bertemu dan sering kali bertentangan, untuk kemudian diolah menjadi keputusan bersama. Dalam hal ini, politik berperan sebagai mekanisme untuk mengelola dan menjaga keseimbangan dalam ,” ujar Syibli kepada Tuturan di Polman Jumat (16/8/2024).

Bahkan lebih dari itu menurut Dai kondang ini, “politik juga berfungsi sebagai alat atau wasilah untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan sosial. Melalui proses politik, dapat memperjuangkan hak-haknya, menyuarakan kepentingannya, dan menuntut perubahan. Dengan demikian, politik menjadi sarana atau kendaraan bagi transformasi sosial yang dapat mendorong perkembangan positif dalam kehidupan manusia.”Pungkasnya.

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa politik bukanlah sekadar alat untuk meraih kekuasaan, tetapi juga instrumen untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan sesama manusia dan alam. Politik yang etis dan bertanggung jawab haruslah mempertimbangkan dampaknya terhadap alam dan berusaha untuk menciptakan keharmonisan antara manusia dan lingkungan,” tutup Syibli.****