Tuturan id – Hari Tani Nasional yang diperingati setiap tanggl 24 September, adalah sebuah perayaan yang ditujukan untuk menghargai peran penting para petani dalam ketahanan pangan dan pembangunan pertanian. 

Di Indonesia, Hari Tani Nasional diperingati setiap tanggal 24 September. Peringatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sektor pertanian dan petani dalam menjaga ketersediaan makanan bagi masyarakat.

Perayaan Hari Tani Nasional juga merupakan waktu untuk mengapresiasi hasil kerja keras para petani yang berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mendukung ekonomi pertanian.

Namun dalam beberapa dekade ini permasalahan dalam dunia pertanian masih saja terus terjadi, masalah keterbatasan lahan, sumber daya manusia, dan regenerasi petani yang semakin berkurang 

Salah satu politisi Gerindra Kabupaten Pinrang, , Ahmad Abdy Baramuli memberi perhatian khusus terhadap persoalan pertanian yang ada saat ini

Menurutnya beberapa persoalan di atas kini telah menjadi isu peristiwa global termasuk di Indonesia, dimana sektor pertanian tidak lagi menarik minat muda saat ini sehingga banyaknya petani berusia lanjut. Sektor pertanian akan menjadi sebuah ancaman bagi Indonesia pasalnya dengan krisis pertanian. 

Penyebabnya yaitu krisis jumlah petani, alih fungsi lahan pertanian dan urbanisasi yang tinggi. Sektor pertanian Indonesia menghadapi tantangan besar kedepannya. Indonesia diprediksi mengalami krisis jumlah petani dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang.

Alih sektor pertanian kepada kaum millenial menjadi perhatian serius. Usia petani di Indonesia yang di dominasi oleh kalangan tua (diatas usia tahun 54 tahun) dan di perparah lagi dengan latar belakang pendidikan petani yang di dominasi hanya tamatan SD, Sehingga teknik dan mekanisme pertanian di Indonesia cenderung memakai lama dan masih awam dengan baru.

“Krisis tenaga kerja ini merupakan masalah utama yang harus di selesaikan dengan meningkatkan aspek pertanian ini dengan berbagai cara, krisis ini terjadi karena tidak adanya penerus lanjutan yang harus di lakukan oleh anak-anak muda saat ini,” ujar Ahmad Abdy Baramuli. 

Ketua DPC Gerindra Kabupaten Pinrang yang juga merupakan Bacaleg DPR-RI dapil Sulsel 3 itu mengatakan solusi yang paling efektif adalah meregenerasi petani di Indonesia. 

“Menumbuhkan minat agar kalangan pemuda khususnya para sarjana pertanian agar mau berkecimpung di sektor pertanian, dan memberikan akses permodalan bagi petani, serta jaminan bagi petani seperti asuransi .” imbuhnya. 

Menumbuhkan minat bertani di kalangan pemuda tentunya tidak mudah apalagi dengan pendapatan dan keuntungan disektor pertanian bersifat tidak pasti, karena dipengaruhi oleh cuaca, hama, dan perawatan yang berisiko gagal panen lainnya.

Untuk itu Ahmad Abdy Baramuli berharap peran pemerintah harus dihadirkan dalam hal ini, diantaranya memprogramkan insentif melalui kebijakan pemerintah yang bersifat membantu dan mempermudah akses terhadap tiga hal yakni

1. Insentif untuk meregenerasi petani memerlukan kemudahan akses terhadap lahan, Secara umum, luas lahan sangat berpengaruh dalam perkembangan pertanian di Indonesia yang harus memadai dalam berbagai bentuk aspek pemenuhan kegiatan di sektor pertanian.

2. Kemudahan petani dalam mengakses modal. Akses modal diperlukan untuk membiayai keperluan dan pengelolaan usaha tani. Kemudahan ini berguna untuk meminimalkan resiko gagal panen, sehingga petani pemula tidak begitu khawatir dan shock ketika mengalami kerugian di awal-awal usahanya.

3. Pemerintah harus bisa membantu dalam hal akses teknologi pertanian bagi para pemuda atau lulusan sarjana pertanian yang berminat untuk bertani. Di era teknologi ini, kalangan pemuda ingin sesuatu yang mudah dan cepat, dan teknologi hadir untuk kebutuhan petani. 

Begitu pula dengan Negara lain pada sektor pertanian yang suda banyak memiliki teknologi- teknologi pertanian yang sudah diterapkan, dari mulai alat-alat pertanian, varietas-varietas unggul bibit pertanian dengan cara modern. Terbukti dengan adanya teknologi pertanian dapat meningkatkan produktivitas pangan suatu negara.***(ar)