meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada dini hari tanggal 13 Agustus 2023. Fenomena ini diprediksi akan berlangsung dalam 16 jam.

Sedikitnya akan muncul 20 meteor per jam. Namun fenomena ini hanya akan dapat dinikmati dengan catatan lokasi pengamatan yang terbebas dari polusi cahaya, gelap gulita, jauh dari kota besar. 

Dibanding tahun lalu, yang bertepatan dengan purnama, meteor tahun ini bertepatan dengan fase sabit dengan tingkat kecerahan cukup rendah hanya 10%. Ini akan membuat meteor-meteor yang lebih redup pun dapat terlihat dengan jelas.

Bagi wilayah Indonesia,  puncak pengamatan terbaik terjadi di pukul 11 malam sampai menjelang waktu subuh. Momen meteor Perseids dapat disaksikan dengan mata telanjang. Namun, hasilnya akan lebih spektakuler jika menggunakan teropong bintang atau teleskop.

Lembaga Antariksa National Aeronautics and Space Administration AS (NASA) pada laman resminya, sudah mengkonfirmasi ini bakal menjadi  meteor terbaik tahun ini.

berasal dari Komet bernama 109P/Comet Swift-Tuttle, yang mengorbit matahari setiap 133 tahun. Bintang jatuhnya bergerak dengan kecepatan 37 mil per detik (59 kilometer per detik) dan sering meninggalkan gelombang panjang cahaya dan warna di belakang saat melesat.

Badan Riset dan Nasional (BRIN) dalam laman resminya menyebut, hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang dapat terjadi saat sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Sedangkan meteor sendiri adalah batuan atau debu antar-planet yang masuk atmosfer lalu terbakar akibat gesekan yang terjadi. ****