Tuturan id – Bakal (bacapres) merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Ia memiliki kenangan masa kecil di Desa Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, hingga kelas 5 sekolah dasar.

Anak kelahiran 28 Oktober 1968 ini kemudian merantau ke Kutoarjo, sebuah kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jateng yang berjarak 179 kilometer; sebuah kota kecil di sebelah barat Yogyakarta.

ternyata memiliki beberapa fakta mengenai dirinya yang jarang diketahui khalayak umum.

Apa saja itu? Yuk kita bahas 5 fakta menarik cilik.

  1. Memiliki Nama dengan Arti ‘Hukuman Kesedihan’

Pada saat lahir Ayahnya Pramudi Wiryo menamai dirinya Ganjar Sungkowo. Yang jika dijabarkan yakni “Ganjar” memiliki arti hadiah atau ganjaran dari Tuhan, sedangkan “Sungkowo” (Sungkawa) artinya kesedihan.

Hal tersebut dikarenakan pada saat Ibunya Sri Suparni mengandung Ganjar, kondisi ekonomi mereka sedang sulit. Selain itu, Sri juga mengalami hal-hal yang menyedihkan, pernah jatuh, menjelang kelahiran anaknya itu.

Namun, nama Sungkowo diganti menjadi Pranowo saat ia daftarkan masuk sekolah dasar.

Orangtuanya berinisiatif untuk mengubah namanya menjadi Ganjar Pranowo karena khawatir jika masih memakai nama “Sungkowo”, kehidupan Ganjar kelak bisa selalu dirundung kesedihan. Pranowo (atau Pranawa) sendiri memiliki arti hati yang terang.

  1. Keluarganya Pernah Diusir dari Rumahnya Sendiri

Sebelum merantau ke Kutoarjo, keluarga Ganjar Pranowo cilik pernah harus “diusir” dari rumahnya. Pengusiran ini memaksa keluarga pindah rumah ke Kecamatan Karanganyar, di Ibu kota kabupaten.

Lantaran bapaknya telah menjual rumah dan sang pemilik ingin menempatinya. Padahal, sesuai kesepakatan, keluarga Ganjar masih diperbolehkan menghuni sampai mendapatkan rumah baru.

Kejadian pengusiran itu sangat menyayat hati Ganjar kecil. Ia melihat di depan matanya, bagaimana bapaknya beradu mulut.

Sang ibu sampai menitikkan air mata. “Dalam tangisnya, ibu memberi isyarat bahwa kami tidak boleh ikut terlibat urusan orangtua. Aku sangat terpukul dengan kejadian ini,” tutur Ganjar.

Setelah kejadian adu mulut itu, Ayahnya pamit kepada istri dan anak-anaknya untuk mencari rumah kontrakan. Ia baru pulang tengah malam. Kabar baik itu akhirnya datang dan sang bapak meminta seluruh anggota keluarga esok pagi untuk bersiap-siap pindah.

  1. Miliki Rumah Baru yang Menyedihkan

Setelah pindah, rumah yang ditempati Ganjar Pranowo cilik justru lebih menyedihkan. Rumah kontrakan ini berupa bangunan berdinding tripleks dan beralas tanah. Lokasinya berdekatan dengan gudang gamping.

“Kami menempati rumah ini karena tak punya pilihan lain. kami tak cukup untuk menempati rumah yang bagus,” cerita Ganjar.

  1. Memiliki Rapor SD yang Pas-Pasan, Namun Memiliki Kepedulian Tinggi

Saat bersekolah dasar, Ganjar Pranowo cilik bukanlah siswa yang menonjol. “Ketika SD nilai rapornya pas-pasan,” ujar Mbak Watik dalam buku “ Ganjar” yang ditulis oleh empat wartawan.

Yang menonjol dari Ganjar sejak kecil ialah pandai bergaul sehingga punya banyak teman. Ganjar juga memiliki pembawaan mandiri dan suka menolong.

Selama bersekolah di SD Negeri 02 Tawangmangu, teman-temannya kesengsem dengan sikapnya yang peduli. Lebih-lebih, paras Ganjar memang ganteng.

  1. Memiliki Cita-Cita Sebagai Sebagai Pilot Semasa Kecil

Saat SD, bila ditanya gurunya tentang cita-citanya, Ganjar Pranowo cilik selalu bilang ingin menjadi pilot.

Keinginannya ini sempat dikomentari oleh pakdenya yang merupakan tentara dan pernah menjadi anggota Purworejo.

”Kalau kamu jadi pilot kelak Pakde ditibani (dilempari) selimut ya,” kenang Ganjar suatu kali mengulang kata-kata Pakdenya yang kedinginan sewaktu menginap di Tawangmangu.**(Sw)