Oleh : Muh. Fitriady |

(ARCHY Research & Strategy / Ph.D Candidate Of Universiti Kebangsaan Malaysia

Tuturan id, Parepare – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sisa menghitung hari. Tanggal 27 November Indonesia akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di 514 daerah dan kota di seluruh Indonesia. 

Perhelatan ini tidak hanya menjadi momen penting untuk menentukan masa depan kepemimpinan daerah, tetapi juga menjadi ajang bagi para kandidat untuk menggaet suara pemilih baru, terutama Z yang mulai menginjak usia pemilih dan semakin berpengaruh dalam politik.

Mengenal Pemilih Gen Z

Z, atau biasa disebut Gen Z, adalah yang lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka merupakan kelompok yang sangat akrab dengan teknologi digital, media sosial, dan terbiasa dengan informasi yang cepat dan instan. 

Dengan karakter yang dinamis, Gen Z cenderung memiliki perspektif yang lebih kritis, mandiri, dan menginginkan perubahan. Mereka juga menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial, lingkungan, serta keadilan ekonomi.

Kebiasaan Gen Z dalam mengakses informasi sebagian besar melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Platform-platform ini menjadi sumber utama bagi mereka untuk mengikuti perkembangan berita, termasuk berita politik. 

Sifat mereka yang kritis membuat mereka cenderung skeptis terhadap informasi yang tidak transparan atau terkesan mengarah pada kepentingan tertentu. Di sisi lain, mereka mengutamakan keaslian dan nilai-nilai moral dalam mengevaluasi kandidat politik.

Pandangan Politik Gen Z

Pandangan politik Gen Z relatif unik, di mana mereka tidak selalu terikat pada afiliasi partai politik tertentu. 

Mereka lebih memilih kandidat yang mewakili visi mereka terhadap masa depan yang lebih inklusif, transparan, dan responsif terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan keberlanjutan ekonomi. 

Gen Z juga menghargai keterbukaan dan kejujuran, sehingga mereka cenderung mendukung kandidat yang dapat menunjukkan integritas, kemampuan yang baik, dan rekam jejak yang sesuai dengan kepentingan publik.

Strategi Efektif Menggaet Suara Pemilih Gen Z

1. Memanfaatkan Media Sosial Secara Maksimal dan Kreatif

Mengingat Gen Z adalah pengguna aktif media sosial, strategi harus fokus pada platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Video pendek, infografik menarik, dan konten yang mengedukasi mengenai program kandidat dapat membantu menarik perhatian mereka. Penggunaan tagar yang relevan dan kolaborasi dengan influencer Gen Z yang dikenal kritis dan berintegritas dapat membantu menyebarkan pesan kandidat secara lebih luas.

2. Membangun Narasi yang Otentik dan Transparan

Gen Z memiliki kemampuan untuk mendeteksi ketidakaslian. Oleh karena itu, penting bagi kandidat untuk menunjukkan sisi personal dan otentik mereka. Memaparkan latar belakang kandidat, perjuangan mereka, dan motivasi untuk berkontribusi pada perubahan nyata di masyarakat dapat menciptakan keterikatan emosional yang lebih kuat dengan pemilih Gen Z. Transparansi dalam program dan janji politik juga akan meningkatkan kepercayaan mereka.

3. Menekankan pada Program Berkelanjutan dan Responsif Terhadap Isu Sosial

Isu-isu seperti perubahan iklim, hak-hak minoritas, dan keadilan ekonomi sangat relevan bagi Gen Z. Kandidat yang mampu menawarkan solusi nyata dalam masalah-masalah ini akan lebih menarik bagi mereka. Menerapkan kebijakan yang ramah lingkungan dan bersifat inklusif akan menambah daya tarik kandidat di mata Gen Z.

4. Dialog Langsung dan Keterlibatan Aktif di Komunitas

Gen Z menghargai keterlibatan langsung dalam proses politik. Mengadakan dialog terbuka dan sesi tanya jawab secara virtual atau melalui media sosial dapat menjadi cara efektif untuk mendengar langsung aspirasi mereka.

Selain itu, kehadiran di acara-acara yang relevan bagi mereka, seperti konser amal atau kegiatan komunitas, dapat memberikan kesan positif bahwa kandidat peduli dan aktif mendengarkan suara mereka.

5. Mengembangkan Program Keterampilan Digital dan Peluang Pekerjaan untuk Muda

Salah satu kekhawatiran utama Gen Z adalah masa depan karier dan kesempatan kerja di tengah persaingan global. Kandidat yang memiliki program untuk meningkatkan keterampilan digital, menawarkan magang, atau membuka lapangan kerja di daerah dapat memberikan terhadap keputusan mereka di Pilkada.

Dengan pemahaman yang tepat terhadap karakteristik dan preferensi politik Gen Z, para kandidat di Pilkada Serentak dapat menyusun strategi yang lebih efektif dan relevan untuk memenangkan dukungan mereka. Generasi ini adalah pemilih masa depan yang tidak hanya jumlahnya besar, tetapi juga memiliki pandangan kritis yang bisa menjadi faktor kunci dalam menentukan arah politik daerah.***