Tuturan id – Sekretaris Tim Kampanye Nasional () Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menyebutkan jika persatuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto setelah Pemilu 2019 merupakan bentuk rekonsiliasi nasional.

Pernyataan itupun disampaikan Nusron Wahid dalam menanggapi pernyataan dari capres Baswedan terkait sosok Prabowo Subianto yang tidak tahan menjadi oposisi pada saat debat pertama Calon Presiden di Kantor , Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.

Nusron menjelaskan, pernyataan capres tersebut dapat mengkerdilkan persatuan nasional bangsa yang sudah dirasakan beberapa tahun terakhir.

“Persatuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo ini adalah wujud dari rekonsiliasi nasional. Mas mungkin melupakan bagaimana polarisasi politik hampir mengoyak persatuan bangsa setelah Pemilu 2019. Sayang sekali, tindakan kenegarawanan ini dikerdilkan dengan menyatakan Pak Prabowo tidak tahan menjadi oposisi,” ujar Nusron dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Selanjutnya, Nusron memaparkan jika persatuan antara Prabowo dan Jokowi pada 2019 membuat Indonesia bisa melewati beberapa krisis dalam beberapa tahun terakhir.

“Susah untuk membayangkan kita melewati krisis COVID-19 dengan sangat berhasil, jika para elit politik, nasional, yang sama-sama kuat ini tetap berseteru. Bangsa membutuhkan sikap kenegarawanan menghadapi krisis, ini kemudian yang ditunjukkan oleh Pak Jokowi dan Prabowo,” kata Nusron.

Maka dari itu, Nusron mengimbau agar para calon pemimpin untuk mulai memiliki sifat sensitif pada gejolak yang muncul di masyarakat.

“Alhamdulillah proses Pemilu kali ini kita belum melihat adanya perseteruan antara calon pendukung dengan sebutan tertentu. Ini perlu kita jaga. Politik yang membangun dan mempersatukan. Pemimpin sebaiknya sensitif dan memberikan contoh,” ujar Nusron .

Seperti informasi yang kita ketahui sebelumnya, jika dalam debat perdana Pilpres 2024 pada Selasa (12/12), calon presiden Prabowo Subianto mengkritik pernyataan capres Baswedan yang meragukan proses demokrasi di Indonesia, dengan mengingatkan bahwa adalah pejabat yang diusung oleh oposisi.

Lantas kritik tersebut dibalas oleh Anies dengan menyatakan Prabowo tidak tahan menjadi oposisi dan bergabung dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Sayangnya tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi. Seperti disampaikan Pak Prabowo, Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi,” ujar Anies.***