atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan perkembangan syaraf yang menyebabkan penderitanya sulit fokus, mengendalikan perilaku impulsif, dan terlalu aktif.

Meskipun biasanya terdiagnosis pada masa kanak-kanak, tidak menutup kemungkinan seseorang mendapatkan diagnosis saat dewasa.

Anak-anak pada umumnya mengalami kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu. Namun, anak-anak dengan memiliki yang berlanjut dan bisa sangat parah, mengakibatkan kesulitan di rumah, sekolah, dan dalam pertemanan.

ADHD meliputi melamun, kehilangan atau lupa banyak hal, gelisah, bicara berlebihan, ceroboh, sulit menahan godaan, dan kesulitan bergaul dengan orang lain.

Salah satu faktor yang memicu ADHD adalah faktor genetik. Menurut Psikiatri dari New York, Stephen Vincent Faraone, hampir 90 persen ADHD terjadi karena faktor genetik.

Dalam yang dilakukannya, Faraone menemukan bahwa risiko ADHD dapat diturunkan dalam keluarga. Jika satu orang tua memiliki ADHD, anaknya juga memiliki risiko mengalami ADHD. Dan jika kedua orang tua menderita ADHD, risiko anak mengalami ADHD bisa meningkat hingga 33 persen.

Faraone menjelaskan bahwa risiko seseorang mengalami ADHD adalah sekitar 25 persen jika memiliki riwayat keluarga dengan ADHD.

“Orang tua harus memahami bahwa risiko mereka mengalami ADHD adalah sekitar 25 persen. Itu cukup besar untuk dikhawatirkan, karena ADHD sendiri dapat pengasuhan anak menjadi lebih menantang,” Faraone dikutip dari Nature.com.

Namun, terjadinya ADHD tidak hanya disebabkan oleh satu kesalahan genetik tunggal. Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga berkontribusi sebagai penyebab ADHD. Meskipun seseorang memiliki gen pembawa ADHD, risiko penyakit tersebut akan semakin besar ketika dikombinasikan dengan faktor lingkungan.

Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu ADHD antara lain kelahiran prematur atau berat badan rendah, epilepsi, serta kerusakan otak yang terjadi baik di dalam rahim maupun setelah mengalami cedera kepala parah di kemudian hari.

Dengan pemahaman akan faktor genetik dan lingkungan yang memicu ADHD, orang tua bisa lebih peka dan memahami kondisi anak. Pengenalan dini dan pengelolaan yang tepat dapat membantu anak-anak dengan ADHD menghadapi dalam kehidupan sehari-hari mereka.***