Tuturan – Kisah pilu seorang dokter di yang harus amputasi kaki anaknya tanpa anestesi menjadi di media . Kisah tersebut terjadi di Jalur , Palestina, yang telah diblokade oleh Israel selama bertahun-tahun.

Dokter tersebut bernama Dr. Hammam Abed, seorang dokter bedah di Rumah Sakit Al-Shifa di . Ia terpaksa melakukan amputasi kaki anaknya, Ahmad, yang berusia 10 tahun, tanpa anestesi karena keterbatasan alat dan obat-obatan di rumah sakit tersebut.

Kisah yang diunggah oleh akun Twitter (sekarang: X) @tanyarlfess itupu dan mendapat komentar haru dari para netizen, video tersebut memerlihatkan seorang dokter yang tengah menangis tersedu-sedu.

“Seorang dokter bedah di harus melakukan operasi amputasi pada anaknya sendiri tanpa obat bius,” tulis akun itu, dikutip MNC Portal Indonesia, Selasa (21/11/2023).

Ahmad mengalami kecelakaan lalu lintas dan kakinya harus diamputasi. Namun, rumah sakit Al-Shifa tidak memiliki alat anestesi yang memadai. Dr. Hammam pun memutuskan untuk melakukan amputasi tanpa anestesi.

Prosesi amputasi tersebut berlangsung selama 3 jam. Ahmad harus menahan rasa sakit yang luar biasa selama proses amputasi tersebut.

“Saya harus melakukan ini untuk menyelamatkan nyawanya,” kata Dr. Hammam. “Saya tidak punya pilihan lain.”

Kisah pilu Dr. Hammam dan Ahmad ini telah menggugah hati banyak orang di seluruh dunia. Banyak warganet yang memberikan dukungan dan doa untuk Ahmad dan keluarganya.

Namun nahas, nyawa sang akhirnya tak dapat diselamatkan akibat rasa sakit yang dideritanya saat menjalani amputasi tersebut. Dokter yang belum diketahui identitasnya itu pun hanya bisa menangis melihat kepedihan yang dirasakan sang anak. Nampak beberapa tenaga medis lainnya menguatkan sang dokter setelah kematian anaknya.

Kisah pilu Dr. Hammam dan Ahmad ini menjadi bukti betapa buruknya kondisi di Jalur Gaza. Blokade Israel telah menyebabkan kekurangan alat dan obat-obatan di rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Hal ini telah memperburuk kondisi masyarakat Gaza.***