Oleh : Muh. Fitriady |
ARCHY Research & Strategy – Ph.D Candidate Of Political Science Of Universiti Kebangsaan Malaysia
Tuturan id, Maros – Dalam konteks pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Maros, pemaparan visi dan misi oleh Chaidir Syam – Mu'taziem dalam debat publik Ahad (3/11) menarik perhatian banyak pihak. Disampaikan dengan gaya retorika yang sangat menggebu-gebu, ada beberapa aspek yang layak untuk diperhatikan lebih mendalam dari penyampaian pasangan calon no urut dua ini.
Klaim Chaidir mengenai pembangunan infrastruktur dan layanan dasar, terutama di daerah terpencil, masih menyisakan harapan yang perlu diperjuangkan oleh pemerintahan yang akan datang.
Masyarakat di wilayah-wilayah ini sering kali merasakan dampak dari ketidakmerataan pembangunan, di mana akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan masih menjadi tantangan yang memerlukan perhatian lebih oleh pemimpin selanjutnya.
Salah satu janji penting yang disampaikan oleh Chaidir Syam – Mu'taziem di pemaparan visi misinya adalah peningkatan akses layanan kesehatan. Dalam debat, Chaidir menyatakan komitmennya untuk membangun lebih banyak fasilitas kesehatan dan mendekatkan layanan administrasi kependudukan kepada masyarakat, sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh ke kabupaten untuk mengurus dokumen penting seperti KTP dan akta kelahiran.
Namun, ini memunculkan pertanyaan tentang seberapa cepat dan efektif rencana tersebut dapat diimplementasikan. Penting untuk melihat data dan angka yang mendasari klaim-klaim tersebut. Tanpa transparansi dan akuntabilitas yang jelas, masyarakat berhak untuk mempertanyakan komitmen calon dalam mewujudkan janji-janji yang telah disampaikan.
Lebih lanjut, saat membahas komitmen terhadap masyarakat adat, perlu diperhatikan keseriusan calon dalam melindungi hak-hak mereka. Masyarakat adat sering kali merasa terpinggirkan dalam proses pembangunan, dan untuk itu, penting agar janji-janji tersebut tidak hanya menjadi retorika, tetapi juga diikuti oleh tindakan nyata.
Keberadaan Peraturan Daerah (Perda) untuk masyarakat adat yang dijanjikan harus disertai dengan dukungan yang konsisten dan implementasi yang nyata agar masyarakat adat tidak tetap berada dalam posisi yang rentan.
Di tengah kritik tersebut, penting juga untuk mencatat berbagai prestasi dan penghargaan yang telah diraih oleh Chaidir Syam selama masa jabatannya sebagai indikator keberhasilan kepemimpinannya.
Selain menerima 103 penghargaan baik tingkat provinsi dan nasional, berikut adalah beberapa data dan fakta konkret mengenai prestasi yang telah dicapai Chaidir selama pemerintahannya (2021-2024):
1. Penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP):
Kabupaten Maros berhasil mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama beberapa tahun berturut-turut selama masa jabatan Chaidir . Hal ini menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang baik dan transparan, mencerminkan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran.
2. Peningkatan APBD:
Dalam sepuluh tahun terakhir, APBD Kabupaten Maros mengalami peningkatan signifikan, mencapai sekitar 1,4 triliun hingga 1,5 triliun rupiah. Ini mencerminkan adanya upaya yang serius dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan pembangunan yang lebih baik.
3. Bidang Pendidikan:
Rasio penambahan gedung SD dan SMP di Maros telah mengalami peningkatan yang signifikan, menciptakan kesempatan bagi generasi muda untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Dengan 97,42% rasio untuk SD dan 98,35% untuk SMP, upaya Chaidir dalam meningkatkan kualitas pendidikan patut diapresiasi.
4. Program Desa Mandiri:
Sejak Chaidir menjabat sebagai Bupati pada tahun 2021, jumlah desa mandiri di Kabupaten Maros meningkat dari tidak ada menjadi 53 desa mandiri pada tahun 2023. Ini menunjukkan keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat dan meningkatkan partisipasi dalam pembangunan desa.
5. Inovasi dalam Pelayanan Publik:
Kabupaten Maros menjadi salah satu daerah percontohan dalam penerapan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) yang baik, menjadikan Maros sebagai contoh bagi daerah lain di Sulawesi Selatan dan Indonesia dalam digitalisasi pemerintahan dan pelayanan publik.
6. Program Kesehatan Universal:
Chaidir berkomitmen untuk menerapkan dan meningkatkan program kesehatan universal, memastikan bahwa semua masyarakat, termasuk yang berada di wilayah adat, mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai, sebagai langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
7. Pembangunan Infrastruktur:
Chaidir menyebutkan bahwa telah dibangun jalan beton dan infrastruktur lainnya di daerah-daerah terpencil, seperti Bonto-Bonto dan Patanyamang, Chaidir akan terus berkomitmen untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas di seluruh wilayah Kabupaten Maros melanjutkan perbaikan dan penambahan jalan layak guna.
8. Musrenbang Partisipatif:
Chaidir juga telah melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk perempuan, anak, dan penyandang disabilitas. Ini adalah langkah positif untuk memastikan bahwa semua suara didengar dalam proses perencanaan pembangunan.
Dengan segala pencapaian ini, tampaknya sebuah ironi jika ada yang mengatakan selama ini Pemerintahan Maros dibawah kepemimpinan Chaidir Syam tanpa prestasi. Maka sangat penting untuk menilai ke depan dengan cermat, apakah ingin melanjutkan dengan kepemimpinan yang telah terbukti mampu mewujudkan janji dan berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di Maros? Atau termakan isu-isu negatif dan hoaks yang dilempar oleh beberapa oknum yang tidak menginginkan perubahan di Kabupaten Maros?.
Masyarakat diharapkan untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas, agar tidak terjebak dalam ketidakpastian kepemimpinan di masa yang akan datang. Dengan mempertimbangkan rekam jejak dan pencapaian nyata, masyarakat dapat berkontribusi pada masa depan Kabupaten Maros yang lebih baik dan sejahtera bagi semua.***