Tuturan id – Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto kukuhkan program siang gratis yang diusungnya pada Pilpres wajib dilaksanakan terlepas siapapun nanti yang akan menang.

Ucapan itu disampaikan Prabowo Subianto dalam Sarasehan Peningkatan Prestasi dan Kemandirian Pesantren se-Indonesia yang dihadiri 2.600 tokoh pesantren.

Akan tetapi ketika hadir dalam agenda tersebut, Prabowo hadir di acara ini sebagai menteri pertahanan bukan sebagai calon presiden (capres) atau agenda kampanye.

Menurutnya, ada berbagai yang diberikan kepada masyarakat Indonesia adalah bentuk keberhasilan hilirisasi ala Presiden Joko Widodo. Harapannya manfaat itu bisa diperluas hingga siang gratis.

“Ini (manfaat hilirisasi) yang sekarang kita bisa gunakan untuk bantu rakyat kita. Untuk langsung tunai (BLT), beras untuk keluarga miskin (raskin), BPJS, dan kita harapkan bisa tingkatkan nanti program inkubasi bisnis untuk semua pesantren,” ucapnya di di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).

“Dan juga nanti siang untuk semua anak-anak di seluruh Indonesia. Pemerintah, siapapun nanti yang memerintah, harus memberi siang kepada anak-anak kita semua, apalagi kalau saya yang dapat mandat. Insyaallah, siapa tahu. Apalagi didoakan 2.600 tokoh pesantren se-Indonesia,” tutur Prabowo disambut riuh peserta sarasehan yang hadir.

Seperti yang kita ketahui, jika Makan siang gratis adalah salah satu program yang diusung oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran .

Paslon nomor urut 2 ini berjanji melaksanakan program tersebut jika terpilih di Pilpres .

Sebelumnya, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Burhanuddin Abdullah mengatakan biaya program makan siang dan susu gratis mencapai Rp1 triliun per hari.

“Anak-anak SD, SMP, SMA (jumlah) 44 juta. Anak balita 30 juta, 74 juta. Ditambah pesantren 5 juta, 79 juta. Ditambah ibu hamil 3 juta, jadi 82,9 juta,” ujarnya dalam acara Peluncuran dan pemaparan Cita-Cita Negeri di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/12)

“Berarti US$82,9 juta per hari, kira-kira sama dengan Rp1 triliun lah per hari. Jadi, setahun itu Rp300 triliun,” imbuhnya.***