Tuturan id – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan pihak TikTok dalam menindaklanjuti kajian Bawaslu terkait dugaan pelanggaran 2024.

Bawaslu menandatangani kesepakatan dengan platform TikTok untuk mengawasi pelanggaran kampanye dan hoaks untuk mewujudkan 2024 berintegritas, hal ini disampaikan anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty usai menandatangani perjanjian Kerjasama dikutip tuturan.id, pada Rabu (20/9/2023).

Menurutnya, untuk mencegah atau menurunkan yang melanggar nantinya Bawaslu melakukan kajian dan kemudian akan meneruskannya ke platform Tiktok Indonesia, ujarnya.

Lolly mengungkapkan Bawaslu dan Tiktok mempunyai pandangan yang sama soal yang melanggar, khususnya terkait . Untuk menuju hal tersebut, perlu pemahaman yang sama terkait standar komunitas .

“Kita sudah punya kesepakatan, tingggal tindak lanjut perjanjian kerjasamanya bisa fleksibel terhadap kebutuhan Bawaslu untuk mengawasi 2024, Sejauh ini kami (Bawaslu-Tiktok) menemukan titik temu yang sangat baik (standar komunitas), Insya Allah gercep.” ungkap Lolly.

Lolly menuturkan, berkaca pada Pemilu 2019 lalu, laporan yang diterima Bawaslu terkait dugaan pelanggaran di media sosial ada 5.103. Lalu Bawaslu mengkaji, sehingga dinyatakan 193 melanggar, tuturnya.

“Kita dorong take down, tapi hanya bisa 42 akun (yang ditake down). Kendalanya soal ketidaksamaan standar komunitas,” bebernya.

Dalam standar komunitas , Lolly menekankan batasan kebebasan berekspresi dalam bermedia sosial terkait kepemiluan didasarkan pada aturan Undang Undang 7/2017 tentang Pemilu dan Undang Undang 10/2016 tentang Pilkada.

“Jadi kalau Bawaslu tidak akan terlepas dari UU 7/2017 dan UU 10/2016. Pemahaman itu yang kami sampaikan ke Tiktok,” pungkasnya.***(SW)