Tuturan – Pasukan Israel dan Hamas sepakat untuk gencatan senjata, mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 11 hari. Gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Kesepakatan gencatan senjata ini dicapai setelah negosiasi yang ditengahi oleh Mesir. Negosiasi tersebut berlangsung selama beberapa hari, dan akhirnya membuahkan hasil pada Sabtu malam.

“Kami menyambut baik kesepakatan gencatan senjata ini,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia . “Ini adalah kabar baik bagi masyarakat Palestina dan Israel, yang telah menderita akibat konflik tersebut.”

Sementara itu, Mengutip laman berita Washington Post, bahwa kesepakatan itu tertuang dalam enam halaman poin hasil mediasi Serikat, dan dalam kesepakatan itu juga disebutkan bahwa semua pihak yang terlibat dalam konflik akan membekukan operasi setidaknya dalam lima hari.

Dalam kesempatan yang sama, sekitar 50 atau lebih akan dalam setiap 24 jam.

Disamping untuk pembebasan 50 sandera, jeda pertempuran itu juga dibuat untuk memudahkan pendistribusian , diantaranya bahan bakar, untuk memasuki melalui Mesir.

Sementara itu masih menurut laporan dari Washington Post, jika garis besar kesepakatan itu dibuat selama pembicaraan berminggu-minggu di Doha, Qatar yang ikut melibatkan Israel, Serikat, dan Hamas, yang secara tidak langsung diwakili oleh mediator Qatar.

Gencatan senjata mencakup semua wilayah yang terlibat dalam konflik, termasuk Jalur , Israel, dan wilayah Yerusalem Timur. Pasukan Israel dan Hamas setuju untuk menarik pasukan mereka dari wilayah yang mereka kuasai selama konflik.

“Kami berharap gencatan senjata ini dapat bertahan lama dan membuka jalan bagi solusi damai untuk masalah Palestina-Israel,”kata Retno

Diberitakan sebelumnya, konflik antara Israel dan Hamas dimulai pada tanggal 8 November 2023, setelah Israel melakukan penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Penyerbuan tersebut memicu kemarahan warga Palestina, yang kemudian melakukan serangan roket ke Israel. Israel membalas serangan tersebut dengan serangan udara ke Jalur .

Konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas, termasuk lebih dari 4.000 anak-anak. Ratusan ribu warga Palestina juga kehilangan tempat tinggalnya.

“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban,” kata Retno. “Kami juga berharap dapat segera diberikan kepada korban konflik tersebut.”

Gencatan senjata ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Palestina dan Israel, yang telah menderita akibat konflik tersebut. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa konflik dapat kembali pecah, terutama jika tidak ada solusi yang adil untuk masalah Palestina-Israel.***