Tuturan id – Prestasi para Atlet Indonesia menurun hampir di semua sektor, baik tunggal putra, tunggal putri, ganda campuran, ganda putra dan ganda putri, terutama turnamen terakhir yakni Kejuaraan Dunia BWF yang bergulir di Copenhagen, Denmark, 21-27 Agustus .

Dari ketiga sektor yang semula diandalkan untuk menyabet gelar di Kejuaraan Dunia BWF , tak satu pun wakil Indonesia yang bisa tembus semifinal. Sementara, ganda putri yang awalnya tidak dibebani target, ternyata bisa lolos ke final.

Sementara pada lima bulan terakhir, sejak April Indonesia hanya mampu menyumbang gelar melalui Anthony Ginting (Singapore Open) dan Chico Aura Dwi Wardoyo (Taipei Open) dari sepuluh turnamen yang sudah terselenggara.

April
Orleans Masters, 0 gelar

Mei
Masters, 0 gelar
Thailand Open, 0 gelar

Juni
Singapore Open, 1 gelar (Anthony Ginting)
Indonesia Open (0 gelar)
Taipei Open, 1 gelar (Chico Aura Dwi Wardoyo)

Juli
Korea Open (0 gelar)
Japan Open (0 gelar)

Agustus
Australian Open (0 gelar)
Kejuaraan Dunia (0 gelar)

Saat Indonesia terpuruk, disisi lain Atlet dari negara-negara pesaing justru sedang mengalami kebangkitan prestasi terutama negara yang bukan Powerhouse atau bukan negara kuat bulu tangkis, misalnya saja Thailand melalui Vitidsarn Kunlavut yang baru saja mencatat sejarah besar. Kunlavut adalah tunggal putra pertama dalam sejarah Thailand yang menjadi juara dunia, usai mengalahkan atlet Jepang Kodai Naraoka.

Atlet yang mengalami cengkeraman kesakitan yang menyiksa akibat alergi perubahan suhu, kini mulai menapaki kesuksesannya. Kunlavut kini menjadi Satu-satunya manusia yang menjadi juara dunia tunggal putra junior sampai 3 kali dan menjadi Tunggal putra Thailand pertama yang menjadi juara dunia.

Belum lagi China semakin meningkatkan supremasinya usai baru saja menciptakan sejarah melalui pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan yang menjadi Women Dobel pertama dengan gelar juara dunia terbanyak di dunia, dengan 4 gelar.

Sementara atlet korea Seo Seung Jae juga memecahkan menjadi pemain pertama yang memenangkan 2 Medali Emas di edisi Kejuaraan Dunia yang sama sejak Zhao Yunlei pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan pemain pria pertama dalam 24 tahun terakhir (sejak Kim Dong Moon pada tahun 1999) yang memenangkan 2 Medali emas di edisi Kejuaraan Dunia yang sama.

Dalam waktu 7 jam 19 menit, Seo Seung Jae mengakhiri dengan dua gelar juara dunia di tangan,melalui nomor ganda campuran bersama Chae Yu Jung kemudian meraih lagi bersama Kang Min Hyuk di nomor ganda putra usai mengalahkan atlet denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.

Keberhasilan Seo Seung Jae memenangkan dua gelar, turut membantu Korea Selatan jadi negara dengan raihan gelar terbanyak yaitu tiga gelar juara dunia. Satu gelar lainnya dipersembahkan oleh An Se Young yang mengalahkan Carolina Marin di puncak.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky buka suara terkait kegagalan timnas bulu tangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia BWF 2023 yang bergulir di Copenhagen, Denmark, 21-27 Agustus 2023. Padahal PBSI menargetkan tiga gelar dari sektor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putra di turnamen ini.

Rionny Mainaky menyoroti soal mental. Ia mengungkapkan, tampil di kejuaraan besar seperti Kejuaraan Dunia, faktor mental jadi dominan dan penentu kemenangan.

“Kegagalan ini harus menjadi pelajaran penting agar tidak gagal lagi di kejuaraan-kejuaraan penting dan event lainnya ke depan. Kita harus segera bersiap lagi menghadapi kejuaraan-kejuaraan selanjutnya,” sebut Mainaky, senin (28/8).

Kini para atlet Indonesia bersiap untuk turnamen selanjutnya yang dimulai hari ini, 29 Agustus 2023, yakni Xpora Indonesia International Challenge yang berlangsung di Medan.

Indonesia IC: 29 Aug-3 Sep
China Open Super 1000: 5-10 Sep
Indonesia Masters Super 100: 5-10 Sep
Hong Kong Open Super 500: 12-17 Sep
Vietnam Open Super 100: 12-17 Sep
Suhandinata Cup: 25-30 Sep
Kaohsiung Masters Super 100: 26 Sep-1 Oct
Asian Games 2022: 28 Sep-1 Oct. (bee)***