Prabowo kemudian memimpin rekannya untuk tetap bertahan hidup dengan rebung dan singkong. Dua tanaman itu jadi makanan sehari-hari Prabowo dan pasukan selama misi mengejar milisi, Fretilin.
Cerita lain dari Timor Timur adalah tentang Prabowo yang terbiasa mengajar bahasa Inggris tiap malam.
Memang, Prabowo telah akrab dengan bahasa Inggris. Masa tumbuh kembang Prabowo dijalani di beberapa negara, mulai dari Malaysia, Swiss, hingga Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Pendidikan Prabowo dan ceritanya di Akmil bersama SBY di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Prabowo seangkatan dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Meski seangkatan, Prabowo lulus belakangan ketimbang SBY.
Hermawan Sulistyo, Ketua Tim Investigasi Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998 mengatakan Prabowo adalah siswa yang kerap terlibat perilaku indisipliner, yakni kabur bersama sejumlah temannya ke Jakarta.
Saat itu Prabowo kabarnya hendak datang ke acara Titiek Soeharto, perempuan yang kemudian sempat menjadi istri Prabowo.
Buntutnya, Prabowo sempat tak naik kelas. Dan yang menghukum Prabowo saat itu adalah Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, ayah Ani Yudhoyono, istri SBY.
Prabowo pun lulus tahun 1974, setelah sebelumnya SBY lulus duluan di 1973.
Sebelum masuk Akmil, Prabowo menempuh pendidikan di banyak negara. Pendidikan dasar Prabowo ditempuh di Victoria Institution, Kuala Lumpur, Malaysia.
Prabowo kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya dalam rentang waktu 1963-1964 ke Zurich International School, Swiss.
Pada 1964 hingga 1967, Prabowo melanjutkan pendidikan setara SMA di American School di London, Inggris. Anak ekonom legendaris, Soemitro Djojohadikoesoemo memilih karier militer karena status kekeluargaan.
Tiga kali ikut pilpres Prabowo Subianto terjun ke politik dengan partainya, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Hingga saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (menhan).
Diketahui, Prabowo berkali-kali bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres).
Pertama, pada 2004. Kala itu, sebelum Partai Gerindra, Prabowo maju lewat Partai Golkar. Pemilu itu tak cuma bersejarah buat Prabowo, tapi juga bangsa Indonesia karena itu adalah pilpres pertama dalam sejarah negara Indonesia.
Prabowo gagal waktu itu. Ia kemudian mendirikan partai politiknya sendiri, Gerindra. Prabowo maju bersama Gerindra pada Pilpres 2009.
Awalnya Prabowo bakal maju bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir, yang ia gandeng sebagai calon wakil presiden. Namun koalisi itu layu sebelum berkembang.
Butuh lebih banyak kursi untuk memenuhi syarat pencalonan, Prabowo dan Gerindra pun ubah haluan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Prabowo mundur menjadi cawapres, sementara Mega didepan sebagai capres.
Naas, keduanya dikalahkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudyoyono (SBY) dan Boediono.
Tak sampai disitu, pada 2014 Prabowo maju lagi. Kali ini Partai Gerindra sudah berkembang, dari semula 25 kursi parlemen menjadi 73 kursi. Daya tawar Prabowo makin tinggi. Prabowo pun maju di 2014 bersama Ketua PAN Hatta Rajasa. Keduanya dikalahkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
Di Pilpres 2019, Prabowo kembali menghadapi Jokowi. Keduanya berganti pasangan. Prabowo bersama pengusaha muda, Sandiaga Uno. Sementara Jokowi menggandeng ulama, KH Ma’ruf Amin.
Prabowo kembali dikalahkan dalam kontestasi panas itu. Pilpres yang penuh benturan itu pada akhirnya berlanjut dengan menyatunya dua poros yang saling bertentangan.
Prabowo diangkat Jokowi menjadi Menteri Pertahanan menggantikan Ryamizard Ryacudu. Sementara, Sandi menyusul diangkat Jokowi menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menggantikan Wishnutama.***(Sw)