Tuturan id – Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional () dari pasangan Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Jenderal (Purn) Wiranto mengaku heran dengan munculnya isu dugaan HAM yang diduga dilakukan muncul jelang pilpres.

Wiranto mengungkapkan jika dirinya bingung sendiri dengan pihak-pihak yang terus memunculkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh menjelang pilpres.

Selain itu, Wiranto menyebutkan, jika isu tersebut bahkan dimanfaatkan sebagai pembunuhan karakter terhadap .

“Saya sendiri juga merasa heran tatkala menjelang pemilu selalu saja dugaan pelanggaran HAM di masa lalu, yang diarahkan kepada para prajurit TNI termasuk saya, Pak Prabowo, selalu saja diungkit-ungkit kembali, dimunculkan kembali, bahkan dijadikan character assasination,” ujar Wiranto dalam keterangan , Senin (11/12/2023).

Padahal,Wiranto menegaskan, isu pelanggaran HAM yakni penculikan itu sudah berlangsung lama, yakni pada 1998 lalu.

Ketika itu, Prabowo Subianto memimpin Komando Pasukan Khusus TNI AD, sementara Wiranto menjabat sebagai Panglima TNI.

Lebih detai lagi, Wiranto menjelaskan tentang kronologi tersebut. Wiranto mengatakan jika perbuatan satu aparat tertentu di masa lalu hanya dapat dinilai dan diukur dengan norma hukum, kondisi sosial , dan situasi negara saat itu.

Menurut dia, hal itu menjadi tidak relevan, tidak adil, dan tidak benar tatkala keadaan masa lalu dicoba untuk diukur dan dinilai dengan norma hukum dan situasi negara saat ini.

“Bahkan dijadikan black campaign,” ucapnya.

Lantas, Wiranto yang selaku mantan Panglima TNI menjamin bahwa apa yang dilakukan oleh prajurit TNI selalu bertumpu kepada jiwa sapta marga sebagai patriot Indonesia.

Ia menegaskan, prajurit TNI selalu membela ideologi negara sebagai kesatria Indonesia yang selalu membela , kebenaran, dan keadilan.

“Karena sejatinya kami ini sudah disumpah sebagai bhayangkari negara. Dan itu tidak pernah kita ingkari,” imbuh Wiranto.***