Tuturan id – Menko Polhukam MD menyampaikan alasan di balik keputusannya untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Pranowo, bukan Anies Baswedan atau .

Hal tesebut diungkapkan Mahfud MD dalam sebuah wawancara eksklusif yang ditayangkan di channel YouTube Mata Najwa, dikutip tuturan.id pada Jumat (20/10/2023).

Mahfud MD mengatakan, salah satu alasan utama yang ditekankan adalah citra penggunaan politik identitas.

Menurutnya, citra ini masih melekat di benak masyarakat dan belum banyak hilang. Meskipun begitu ia mengakui bahwa ini mungkin tidak sepenuhnya benar, Mahfud merasa bahwa citra tersebut mempengaruhi pandangan terhadapnya.

Mahfud menolak tawaran dari kubu Anies Baswedan, dan ini disebabkan oleh citra penggunaan politik identitas yang belum hilang.

Mahfud menjelaskan bahwa keputusannya untuk menolak Anies tidak berkaitan dengan benar atau salah, melainkan sebatas masalah citra politik, ungkapnya.

“Ini soal citra politik saja, bukan soal benar atau salah. Misal kalau saya dengan Anies, kenapa waktu itu saya menolak, mungkin citra penggunaan politik identitas itu belum banyak hilang, sehingga agak tidak mudah untuk menjelaskannya bagi saya,” ucap Mahfud.

Selain menolak Anies, Mahfud juga berkeinginan untuk tidak memilih sebagai pasangannya. Sebab, Mahfud memandang Prabowo sebagai sosok yang terlalu senior.

Selain itu, ia berpendapat bahwa tim di belakang Prabowo tidak berorientasi pada individu seperti dirinya.

“Padahal saya tidak pernah bilang iya dan bilang tidak ke Pak Prabowo, tapi rasanya kalau saya lihat dari tim suksesnya, orientasinya bukan ke orang seperti saya,” sebutnya.

Mahfud MD merasa memiliki kesamaan visi dan pemahaman dengan Pranowo. Keduanya telah sebagai dan wakil presiden Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Mahfud memandang kecocokan dengan sebagai faktor penting dalam keputusannya.

Mahfud menggambarkan jika Pranowo menjadi presiden, mereka akan memiliki kepemimpinan yang kompak.

Mereka saling mendukung dan berkolaborasi tanpa ada masalah. Kedekatan ini menjadi salah satu alasan kuat Mahfud untuk memilih menjadi cawapres pendamping Ganjar.

Mahfud MD juga mengakui bahwa ia dan Ganjar Pranowo memiliki hubungan yang dari benturan emosional dan psikologis.

Hal ini membantu menciptakan kerja sama yang harmonis dan efektif dalam menghadapi tantangan kepemimpinan.

Keputusan Mahfud MD untuk menjadi cawapres mendampingi Ganjar Pranowo telah tertuang dalam pendaftaran mereka sebagai calon pasangan presiden dan wakil presiden.

Dalam perhelatan Pilpres 2024, keduanya akan bekerja sama untuk mengemban tugas dan visi kepemimpinan mereka.***(Sw)