Tuturan id – ARCHI Research and Strategy bekerjasama dengan PT. Doortodoor Strategy Indonesia (DSI) yang juga merupakan anak perusahaan ARCHI yang berfokus pada sosial, kembali melaporkan temuan studi opini publik terkait politik dan presiden pilihan warga di Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Studi yang dilakukan ini dipimpin oleh peneliti Hillman Wirawan, S.Psi., MM., MA (IO Psych) bersama beberapa ahli Statistika dan Psikologi di kantor pusat ARCHI di Jakarta. ARCHI Research and Strategy telah ikut terlibat dalam berbagai riset perilaku politik dan opini publik, dan laporan survei kali ini dikhususkan untuk wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Survei yang dilakukan ini mengumpulkan respon dari 850 warga Sulawesi Selatan yang dipilih secara acak dengan teknik stratified multistage random sampling.” Ujar Hillman kepada media di Makassar, Kamis (8/1/2024).

Hillman berpandangan bahwa jumlah ini cukup merepresentasikan warga Sulsel yang telah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahun 2024. 

“Berdasarkan perhitungan statistik, Margin of Error (MoE) dari sample yakni 4,2% dengan Convidence Level 95%. Artinya, kami memiliki keyakinan bahwa kesalahan pada pengambilan sample di bawah 5%. ” terang Hillman.

Sementara itu Senior Data Analyst ARCHI A. Muhammad Ishak mengatakan, survei yang dilakukan ini mengambil data dari 20 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan. 

“Makassar merupakan kota dengan jumlah kecamatan terbanyak (14), disusul oleh Bone (13), dan Jeneponto (10), Pare-pare dan Selayar masing-masing hanya memiliki 3 kecamatan.” jelas Ishak.

“Jumlah dan proporsi dari jumlah kecamatan ini menjadi pertimbangan ketika tim survei melakukan wawancara. Wawancara yang dilakukan ini menggunakan media komunikasi telepon. ” Imbuhnya.

Hasil yang menjadi sorotan utama dari peneliti yakni sebaran suara politik di Sulsel. Mengingat tim peneliti memiliki data dan hasil survei , perbandingan pun dilakukan antara sebaran suara Politik secara nasional dan di Sulsel. 

Di Sulsel sendiri, Golkar menduduki posisi pertama dengan perolehan respon 18,24%, kemudian disusul oleh Partai Gerindra (14,59%), dan menyusul dekat dengan selisih yang tipis yakni partai NasDem (14,24%). 

Hal ini berbeda dengan sebaran suara nasional di mana partai Golkar hanya menempati posisi ketiga dengan respon sebanyak 13,12%. Hasil ini tentu sangat jauh berbeda dengan perolehan PDI-P secara nasional yang mencapai 22,78% maupun Gerindra 21,89%. Berdasarkan temuan ini, sangat wajar jika beberapa ahli masih berpandangan bahwa Golkar sangat kuat mengakar di Sulsel. 

Secara historis memang banyak figur-figur nasional Partai Golkar yang lahir di Sulawesi Selatan seperti mantan Wakil Presiden RI Yusuf Kalla, mantan ketua PSSI Nurdin Halid, dan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Selain perbandingan suara antar partai politik, survei ARCHI yang dikawal tim riset Doortodoor Strategy Indonesia ini juga mencoba membandingkan sebaran suara Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 di Sulsel dan Indonesia. Secara jelas data yang dianalisis oleh Hillman dan tim sangat konsisten dengan sebaran respon di tingkat nasional. 

Probowo-Gibran tetap di posisi pertama dalam survei dengan 46,71%, sedikit lebih tinggi dari survei nasional (45,9%). Pasangan -Muhaimin di posisi kedua dengan 31,29% di Sulsel dan 33,61% di tingkat Nasional. Sementara Ganjar-Mahfud di posisi terakhir dengan 20,82% respons di Sulsel dan 16,6% di tingkat nasional. 

Sulawesi Selatan cenderung memimik distribusi suara nasional dalam hal Presiden dan Wakil Presiden 2024. Golkar, Gerindra, NasDem, dan PAN, keempat partai ini tentunya bekerja keras untuk mendorong elektabilitas Calon Presiden dan Wakil Presiden mereka. 

Tiga partai teratas di Sulsel ini (Golkar, Gerindra, dan PAN) mendorong suara untuk pasangan Prabowo-Gibran, sementara NasDem berusaha menyaingi dengan tetap memaksimalkan untuk -Muhaimin. Selaras dengan suara partai pendukunganya, yakni PDI-P, pasangan Ganjar-Mahfud memang tidak begitu menunjukkan persaingan yang kuat dengan kedua pasangan calon lainnya.***