Tuturan id, Jakarta – Direktur ARCHI Research and Strategy Mukhradis Hadi Kusuma mengungkapkan posisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang hanya mendapat 3,16 % responden pada yang akan datang.

Hasil itupun diketahui usai rilisnya hasil penelitian dan riset ilmiah yang dilakukan lembaga konsultan politik ARCHI pada survei opini publik dalam beberapa bulan terakhir jelang 2024.

Pada survei ARCHI tersebut merilis dengan jelas hasil responden para pemilih terhadap yang ada di Indonesia.

Disurvei ini, terpampang jelas hasil rata-rata responden terhadap partai-partai politik yang akan mereka pilih.

Salah satu partai yang menyita perhatian tim tuturan.id di survei ARCHI tersebut yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai berlambang Ka’bah tersebut mendapat 3,16 % responden.

Maka dari itu, berdasarkan sistem pemilihan legislatif di Indonesia yang menerapkan ambang batas parlemen atau populer dikenal dengan Parliamentary Threshold (PT), yang mana hal Ini berarti hanya partai politik dengan perolehan suara dengan ambang batas tertentu saja yang dapat mengirimkan perwakilan untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI).

Pernyataan itupun selaras dengan pasal 414 ayat (1) UU yang menyatakan, “Partai Politik Peserta harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR.” Aturan ini telah diterapkan pada pemilihan legislatif (Pileg) sebelumnya, dan tetap saja mengundang banyak perdebatan.

Mengingat betapa pentingnya hal ini, maka lembaga ARCHI Research and Strategy kembali melakukan survei terkini pada bulan Desember 2023 untuk mengetahui posisi Partai Politik yang akan berlaga di .

Adapun survei yang dilakukan ARCHI yakni, dalam mengumpulkan data dari responden yang telah terdaftar di dengan jumlah 2300 responden.

Terlihat jumlah ini memiliki keakuratan sample yang cukup baik dengan margin of error 2% dan Confidence Interval 95%. Metode pengumpulan data juga cukup representatif dengan metode acak terstrata dan multistage.

Seperti hal nya yang terlihat pada grafik hasil penelitian, prediksi perolehan suara bergerak dari 0,75% hingga 14,68%.

Dalam survei yang diterbitkan oleh lembaga ARCHI, para responden diminta untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan “partai politik yang akan anda pilih saat pemilu 2024.”

Dengan adanya survei partai politik itu, terlihat jelas hasil survei ARCHI tersebut memaparkan jika, posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih menempati posisi pertama dengan 14,68% responden. Sedangkan untuk Partai Gerindra menyusul dengan 13,54% dan diikuti oleh dengan 10,86% responden. Partai PKB, NasDem, PKS, , dan PAN masih tergolong “aman” dengan jumlah respon di atas 4%.

“Walaupun telah menunjukkan respon di atas 3% (3,16%), akan tetapi, suara PPP diprediksi belum mencapai 4% dan kemungkinan tidak akan lolos PT jika hasil ini konsisten hingga di hari pemungutan suara.” ungkap CEO ARCHI Mukhradis Hadi.

Namun kata Mukhradis, untuk posisi PSI, Perindo, dan beberapa partai lainnya kemungkinan akan bernasib sama jika belum dapat meningkatkan jumlah suaranya menjelang hari Pileg nanti.

“Dalam ambang batas ini membuat seluruh partai politik harus bekerja keras jika ingin mendudukkan perwakilannya di parlemen.” Imbuhnya.

Pada ambang batas 4% menuntut strategi handal dan persaingan antar Partai Politik dalam menarik para pemilih.

Dengan demikian, ARCHI yang merupakan sebagai lembaga riset dan konsultan politik memandang bahwa beberapa partai masih mungkin untuk memastikan posisinya di atas PT atau melebihi 4%, namun hal tersebut membutuhkan kerja yang sangat ekstra. Sebagai contoh, PPP perlu sangat teliti memperhatikan berbagai strategi dalam menarik para pemilih Ka’Bah, jika tidak partai berlambang Ka’Bah ini bisa kehilangan kursi di parlemen.***