id – Budiman Sujatmiko hadir dalam deklarasi Prabowo Subianto yang dikenal sebagai Prabowo-Budiman (Prabu) di Semarang, Jumat (18/8/2023) lalu. Hal ini mengundang atensi dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, mengingat Budiman merupakan seorang Kader Partai PDI-Perjuangan yang justru berseberangan dengan arah dukungan partai.

Hasto menyatakan bahwa upaya kubu Prabowo Subianto untuk membajak Budiman Sudjatmiko adalah tindakan politik devide et impera. Selain itu, tindakan itu juga disebutnya justru mencerminkan kurangnya rasa percaya diri.

Apa itu politik devide et impera ? istilah ini biasa terdengar menjelang situasi pemilu, dikutip dari laman Kemendikbud.id, devide et impera merupakan kombinasi orang belanda dalam hal politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah besar menjadi kecil yang lebih mudah ditaklukkan. Dalam konteks lain, politik pecah belah juga berarti mencegah -kelompok kecil untuk bersatu menjadi sebuah kelompok besar yang lebih kuat.

politik devide et impera ini dipopulerkan oleh Julius Caesar dari Kekaisaran Romawi untuk meningkatkan kekuasaannya saat itu. ini juga populer dilakukan oleh Belanda saat datang ke Indonesia, dengan memecah belah kelompok masyarakat menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah untuk ditaklukkan.

Dalam hal ini kubu PDIP menuduh kubu Prabowo melakukan politik devide et impera untuk memperlemah kesatuan dari PDIP dengan sengaja memunculkan Budiman sebagai salah satu tokoh penting PDIP menjadi bagian dari kubu Prabowo. Tujuannya agar terjadi pecah belah dukungan ditubuh PDIP maupun pendukungnya.

Dengan bergabungnya Budiman Sujatmiko ke Prabowo, maka Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan akan ada saksi disiplin tegas yang diberikan.

“Nanti, Pak Komarudin akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan,” ujar Hasto kepada wartawan, Minggu (20/8/2023).

Hasto juga memastikan tindakan yang dilakukan Budiman tidak akan mengurangi kekuatan PDIP, justru akan membuat kader PDIP di Jawa Tengah semakin solid.***