id – Memasuki tahap kampanye Pemilu, masyarakat akan disuguhkan berbagai informasi publik seputar tahapan dan berbagai kegiatan para pasangan calon, namun tidak sedikit dari masyarakat terpapar berita yang beredar di media sosial.

Untuk mengantisipasi terkait pemberitaan yang tidak jelas kebenarannya () pihak Kementerian punya tips untuk lebih mengenal dan mengantisipasi berita tersebut.

Namun untuk memaksimalkan upaya melawan ini (Kemenkominfo) meminta semua pihak untuk turut berpartisipasi dalam Kampanye Pemilu Damai 2024. Terutama dalam mencegah penyebaran hoax.

Hal itu disampaikan Menteri , Budi Arie Setiadi, dirinya mengatakan setidaknya ada 3 langkah untuk mencegah penyebaran hoax. Salah satunya dengan bersikap kritis terhadap informasi yang diterima.

“Pertama, jangan langsung menyebarkan informasi yang diterima. Kedua, periksa kebenaran informasi yang kita terima dengan memeriksa sumber informasi resmi,” ungkap Budi Arie dalam keterangannya.

“Ketiga, pelajari dulu apakah pesan atau informasi tersebut akan bermanfaat jika disebarkan. Jika informasinya benar namun tidak bermanfaat atau bahkan berpotensi menimbulkan perpecahan, maka jangan disebarkan,” imbuhnya.

Budi juga menegaskan, pencegahan penyebaran hoax juga dibutuhkan partisipasi dari masyarakat. Itu merupakan bagian dalam menciptakan Pemilu yang berkualitas.

“Ingat rekan-rekan semua, Pemilu 2024 adalah agenda kita semua. Agar penyelenggaraannya bisa kita rayakan bersama, maka dibutuhkan kontribusi dari semua pihak untuk menjaga kualitas pelaksanaannya,” kata Budi.

Berdasarkan data terbaru Tim AIS Kementerian , lanjut Budi, sebaran hoax terkait Pemilu 2024 mencapai 117 isu. Ratusan hoax itu tersebar di berbagai platform media sejak Januari 2022.

“Persebaran hoaks di ruang digital juga menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pemilu 2024,” ucapnya.

“Sepanjang Januari 2022 hingga 12 November 2023 saja, Kementerian telah mengidentifikasi 117 isu hoaks mengenai Pemilu yang ditemukan pada berbagai platform digital,” imbuhnya.***