Tuturan id – CEO ARCHI Research and Strategy, Mukhradis Hadi Kusuma mengungkapkan tentang arah baru dukungan para generasi Millenial dan Gen Z jelang Pemilu di tahun 2024.

Pengungkapan tentang arah baru pada dukungan dan Gen z pada pemilu 2024, dijelaskan Mukhradis melalui survei yang sudah dijalankan oleh Tim ARCHI Research and Strategy.

Pada survei yang dilakukan oleh Tim ARCHI ini nantinya akan mengungkapkan arah dukungan para generasi dan Gen Z jelang pemilu 2024.

“Terhitung sejak tahun 2020 hingga tahun 2030, Indonesia dihadapkan dengan keuntungan dengan bonus demografi. Adanya kondisi yang menguntungkan Indonesia secara pembangunan dan disebabkan dengan adanya usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan usia muda di bawah 17 tahun dan usia non-produktif di atas 65 tahun.” Katanya

Selanjutnya, Mukhradis menjelaskan jika dalam situasi ini Indonesia memiliki sumber daya manusia yang banyak dan produktif sehingga sangat menguntungkan untuk berbagai program-program pembangunan.

Hal inipun dapat dilihat dari usia produktif ini secara demografi juga turut ikut memengaruhi usia pemilih di tahun 2024.

“Berdasarkan laporan Komisi Pemilihan Umum (KPU), dari 204,8 juta daftar pemilih tetap, terdapat lebih dari 100 juta pemilih dari kalangan dan Gen Z. Kedua kategori usia tersebut mendominasi pemilihan umum dan sangat menentukan masa depan Indonesia. Tidak jarang strategi politik pemenangan di pilpres dan pileg memanfaatkan dan mempertimbangkan variabel usia ini.” Jelas CEO Mukhradis

Selanjutnya, tim ARCHI Research and Strategy turut dihadapkan dengan mengamati perkembangan tersebut.

Dalam mengamati perkembangan itu, Tim ARCHI melakukan penelitian lintas demografi dengan mempertimbangkan jenis kelamin, rentang usia, dan pendidikan terakhir. Dalam survei yang dilakukan terdapat lebih dari 53% responden yang berada pada kategori dan Gen Z, dan ini mewakili lebih dari 100 juta populasi daftar pemilih tetap. Metode sampling yang ketat dan akurat dengan margin of error 2% dan CI 95% memastikan bahwa responden dapat mewakili populasi DPT. Jumlah laki-laki dan perempuan cenderung seimbang dan kebanyakan (63,06%) responden memiliki pendidikan di tingkat SMA.

Untuk hasil survei yang dilakukan oleh tim ARCHI Research and Strategy menunjukkan bahwa generasi Z cenderung memilih Partai Kebangkitan (PKB) dengan persentase 16.98% dan disusul oleh Partai Gerindra sebesar 13,92%. Masih terdapat 14,15% responden yang belum menentukan pilihan dan bisa saja menjadi sasaran partai politik.

Hal berbeda pum ditunjukkan untuk generasi Milenial. Responden Milenial menempatkan partai Gerindra di urutan pertama dengan persentase 14,76% dan PDI Perjuangan sebesar 11,2%. Lebih lanjut, generasi Milenial ini masih tergolong banyak yang belum memberikan kepastian terkait partai pilihan mereka. Hampir 30% responden tidak memberikan jawaban atau belum tahu perihal partai yang akan mereka pilih nantinya.

“Lebih lanjut, Ia melihat dukungan yang cenderung besar untuk partai Gerindra dari kedua generasi dominan ini, ada kemungkinan mereka cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan -wakil 2024. Terlebih lagi, Prabowo bersanding dengan Gibran yang juga merupakan calon wakil dari kalangan milenial. Dengan begitu, Tim riset ARCHI cenderung memandang bahwa generasi muda menjadi penentu perkembangan demokrasi dan pembangunan di Indonesia”. Tuturnya

Hal ini pun dapat dilihat dari jumlah mereka yang mewakili setengah dari seluruh populasi Indonesia yang akan ikut dalam pemilihan umum. Partai politik, calon legislatif, calon kepala daerah, hingga calon dan wakil presiden membutuhkan strategi tertentu untuk menyasar pemilih muda ini. Mereka tentunya memiliki kebutuhan dan selera berbeda terkait politik di Indonesia. Di lain sisi, tim sukses dan partai politik perlu melakukan kajian lebih dalam untuk memahami mereka sehingga strategi yang diterapkan bisa tepat sasaran.***