Tuturan id – Ramai di media sosial terkait dugaan kecurangan terhadap hasil suara yang diraih oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pasca pemilu di hasil sirekap KPU.
Banyak petinggi-petinggi partai yang menuding jika hasil suara yang diperoleh oleh PSI patut dicurigai.
Dengan adanya pernyataan-pernyataan tersebut, pihak PSI pun buka suara terkait tudingan adanya dugaan kecurangan dalam perolehan suara di Pemilu 2024.
Soal tudingan itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie justru bingung kenapa hanya PSI yang menjadi sorotan.
“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain?” kata Grace dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/3).
Maka dari itu, Grace meminta semua pihak bersikap adil dan proporsional dalam melihat dinamika penghitungan suara Pemilu 2024 yang sedang berjalan.
“Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tuturan.id, perolehan suara PSI hingga Minggu pagi (3/3/2034) pukul 09.50 WIB mencapai 3,13 persen dalam catatan sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Perolehan suara PSI itu meningkat signifikan dari tanggal 18 Februari 2024, yang di dalam Sirekap baru sekitar 1,9 persen dari total TPS yang sebanyak 6.432.
PPP Anomali Sirekap KPU
Sebelumnya, Wakil Ketua Bappilu DPP PPP Achmad Baidowi atau Awiek menyebut bahwa ada anomali di Sirekap KPU.
Anomali ini diduga ada lantaran suara PPP turun di saat jumlah TPS terus bertambah.
Sehingga hal ini membuat Awiek meminta kepada jajaran PPP untuk terus mengawal perolehan suara agar tidak berpindah atau hilang.
Selanjutnya, Awiek juga menegaskan Sirekap KPU hanyalah alat bantu dan tidak mengikat secara hukum terkait penghitungan suara. Walau demikian, Awiek menegaskan anomali di Sirekap KPU harus disikapi dengan menjaga suara PPP.
“Sesuai UU 7/2017 tentang Pemilu Pasal 393 bahwa hasil resmi pemilu adalah hasil penghitungan secara berjenjang yang disaksikan oleh semua saksi parpol. Adapun sirekap KPU hanyalah alat bantu yang tidak mengikat secara hukum sehingga bisa diabaikan,” kata Awiek saat dihubungi, Jumat (1/3/2024).
“Dalam dua hari terakhir terjadi anomali di Sirekap yang sudah mencapai 65%. Anomali terlihat dari penurunan suara dari PPP sementara jumlah TPS yang diinput bertambah. Hal ini berpengaruh terhadap angka prosentase suara PPP di Sirekap. Sementara ada satu parpol yang mengalami kenaikan signifikan,” ucapnya.
“Jika melihat hasil C salinan yang masuk di database Bappilu DPP PPP, suara PPP sudah melebihi ambang batas 4%. Karena itu kami minta semua kader PPP seluruh tingkatan untuk mengawal suara PPP jangan sampai hilang ataupun migrasi ke partai tertentu,” ujar dia.
Pengamat ARCHI minta pihak bersabar
Disisi lain, CEO Archi Research and Strategy, Mukhradis Hadi Kusuma juga turut menanggapi informasi tersebut.
Ia meminta para publik untuk tetap bersabar menunggu hasil perhitungan suara terkait hasil pemilu 2024 pada 20 maret mendatang dan tidak terprovokasi dengan berita-berita yang memecah belah kesatuan.
Hal ini disampaikan CEO Mukhradis guna menanggapi pernyataan beberapa parpol yang komplain terhadap hasil sirekap KPU yang diduga tidak sesuai dengan hasil suara dari Tps-tps.
” Kita masih menunggu hasil penghitungan suara secara nasional pada tanggal 20 maret mendatang. Apapun rekapitulasi yang ditampilkan kita akan tetap mematuhi seluruh hasil pleno KPU di seluruh tingkatan. Saya pikir KPU akan melakukan finalisasi sistem atas Sirekap yang belakangan dikeluhkan beberapa kalangan.” Katanya kepada tim tuturan.id ketika diminta keterangan, Sabtu (2/3/2024).
Untuk saat ini hasil perhitungan suara dari sirekap KPU masih terus berlangsung.***