id – Sosok Calon presiden (capres) dari nomor urut 3 Pranowo melakukan diskusi bersama Widodaren, Ngawi, (Jatim), pada Kamis (18/1/2024).

Dalam diskusi itu, Pranowo ditanyai terkait cara melakukan pencegahan stunting sejak balita.

Merespon hal itu, Pranowo menyarankan agar hal tersebut untuk tetap di perhatikan.

“Untuk balita stunting, Bapak, untuk diperhatikan lebih lanjut. Saya ibu rumah tangga, Bapak. Ya kebetulan saya juga kader posyandu,” tanya salah satu bernama Warsini ke di Ngawi, , Kamis (18/1/2024).

Selanjutnya, Ganjar kembali bertanya apa yang sudah dilakukan posyandu untuk mencegah stunting pada balita.

“Wah ini hebat ni, biar tidak stunting apa yang harus dilakukan menurut kader posyandu?” jawab Ganjar.

“Menurut kader posyandu kami sudah melakukan variasi menu, Bapak. Balita untuk kemarin kami juga mengadakan bantu lokal, Bapak, selama 90 hari. Setelah itu kami juga mendata penyebab dari balita stunting tersebut, ternyata dari ibu hamil yang kebetulan,” tutur Warsini.

Mendengar hal itu, Ganjar pun menjawab, salah satu pencegahan stunting yakni tidak nikah muda. Dia menyarankan agar menikah dalam usia ideal.

“Terima kasih, Bu. Apa yang mesti dilakukan? Jangan kawin muda, iya toh? (usia) 19, 24, jangan menikah terlalu muda, juga jangan terlalu tua. Kalau menikahnya tidak terlalu muda Insyaallah sehat,” kata Ganjar.

Lebih jelas lagi, Ganjar mengatakan jika mau menikah suami dan istri wajib melakukan pemeriksaan. Maka setiap desa wajib memiliki fasilitas kesehatan (faskes) dan tenaga kesehatan (nakes) agar dapat dibantu kader posyandu setempat.

“Nanti kalau mau menikah diperiksa suami istri. Begitu menikah, begitu hamil, maka wajib periksa. Maka kenapa setiap desa wajib ada faskes harus ada nakes, agar periksanya bisa dibantu dari kader posyandu,” jelasnya.

Kemudian, tambahnya, ketika ibu hamil, gizi perlu diperhatikan. Ganjar mengatakan pencegahan stunting pertama kali adalah terhadap sang ibu agar bisa memberi ASI eksklusif.

“Nah ketika ibu hamil, gizinya diperhatikan. Itulah mencegah stunting pertama kali. Pertama kali itu, ibunya. Begitu bayi lahir, ceprot, sehat, pakai ASI murni. ASI-nya eksklusif. Paham? ASI itu untuk balita,” tutupnya.***