Tuturan id – Calon presiden (Capres) dari nomor urut 3 Ganjar Pranowo, mengungkapkan optimisme dan rencananya dalam mewujudkan pemerataan ekonomi serta pembangunan khususnya di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), melalui hilirisasi industri nikel.
Hal itu dikatakan, Ganjar Pranowo, dikarenakan, wilayah Sulteng merupakan wilayah yang kaya akan cadangan nikel.
Dengan adanya kekayaan cadangan nikel di wilayah Sulteng, yang menjadi fokus utama Ganjar Pranowo dalam merancang strategi hilirisasi.
Melalui pandangannya, Ganjar Pranowo menjelaskan jika pembangunan ekonomi daerah ini harus sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan melibatkan secara aktif pemerintah serta masyarakat dalam industri nikel.
Selain itu, Ganjar menyebutkan keyakinannya, bahwa hilirisasi nikel dapat menjadi katalisator pengembangan industri yang lebih maju. Selain mendongkrak nilai ekspor dan devisa negara, nikel juga memiliki potensi untuk mendorong pengembangan industri hilirisasi, seperti feronikel, stainless steel, dan baterai.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Ganjar Pranowo menjelaskan dua strategi kunci yang harus diterapkan di industri tambang nikel di daerah tersebut.
Adapun strategi yang Pertama dilakukan yakni, dengan menciptakan SDM yang memiliki daya saing global, dan kedua, melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat dalam kepemilikan saham.
Disisi lain, Ganjar juga menyoroti Kabupaten Morowali, yang mana kabupaten tersebut merupakan sebuah daerah dengan luas mencapai 3.037 km2 yang menjadi salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia. Di sini, tambang nikel tersebar di Bahadopi, Bungku Timur, Bungku Pesisir, dan Petasia Timur.
Menurutnya, persiapan sejak dini untuk menciptakan SDM yang berdaya saing tinggi melalui peningkatan kualitas pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pengembangan potensi lokal sangat krusial.
Lebih jelas lagi, Ganjar menegaskan betapa pentingnya keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan industri pertambangan di Sulawesi Tengah. Menurutnya, pemda tidak boleh hanya menjadi penonton pasif terhadap perkembangan industri di wilayahnya.
“Pemerintah dan masyarakat harus proaktif, dengan cara ini, keuntungan ekonomi dari eksploitasi nikel akan lebih merata hingga ke seluruh lapisan masyarakat,” kata Ganjar di Palu, Sulteng dikutip Selasa (5/12/2023).***