Tuturan id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa tiga warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia diduga akibat penyakit antraks.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa korban masih diperiksa untuk memastikan kasusnya
“Yang satu masih dalam pemeriksaan.” ujar Siti Nadia dikutip dari laman Kompas.com, (5/7/2023).
Berdasarkan laporan, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengungkapkan bahwa 85 warga dinyatakan positif terinfeksi antraks dari 125 orang yang mengonsumsi daging sapi.
Warga yang meninggal dilaporkan telah menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terinfeksi antraks.
“Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih,” kata Dewi.
Antraks sendiri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Bakteri ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Spora bakteri antraks bisa bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun.
Penularan kepada manusia terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi spora, atau melalui kontak langsung dengan luka terbuka yang terpapar spora.
Gejala antraks bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi, termasuk kulit, paru-paru, atau saluran pencernaan. Gejala antraks pada kulit dapat berupa luka terbuka yang berubah menjadi bercak hitam yang nyeri dan membengkak.
Antraks paru-paru dapat menyebabkan demam, batuk berdahak darah, sesak napas, dan sakit dada.
Sedangkan antraks usus ditandai dengan mual, muntah, diare berdarah, dan perut kembung. Jika menemukan gejala tersebut, sebaiknyasegera mendapatkan perawatan medis, karena penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak diobati dengan tepat.****