Tuturan id – Gempa berkekuatan 6 Skala Richter (SR) terjadi di wilayah barat daya , Jawa Timur, sekira pukul 00:04:55 WIB Kamis, 8 Juni .

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Penyebab gempa ini dikaitkan dengan adanya pergerakan lempeng Indo-Australia.

Stefanus Triadi Atmono, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah () Trenggalek, menjelaskan bahwa lokasi gempa berada pada koordinat 9.15 Lintang Selatan dan 110.69 Bujur Barat. Episenter gempa terletak sejauh 117 kilometer barat daya Kabupaten dengan kedalaman 10 kilometer.

“Dari hasil analisis mekanisme sumber, gempa ini disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Mekanisme pergerakan gempa ini adalah naik (thrust fault),” ungkap Stefanus Triadi Atmono dalam keterangan resminya dikutip dari laman Viva.com.

Dalam hal dampak gempa, Triadi mengatakan bahwa guncangan gempa juga dirasakan di Kabupaten Trenggalek dengan intensitas III Modified Mercalli Intensity (MMI).

Intensitas III MMI mengindikasikan getaran yang dirasakan secara nyata di dalam rumah, seperti getaran yang terjadi saat truk melintas. Namun, berdasarkan pemodelan yang dilakukan, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

“Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa ini di dekat wilayah ,” tambahnya.

Trenggalek juga melaporkan adanya gempa susulan yang terjadi beberapa menit setelah gempa awal. Pukul 00:10:06 WIB, terjadi gempa dengan kekuatan 4,1 SR pada kedalaman 10 kilometer, berlokasi 94 kilometer barat daya .

Selanjutnya, pada pukul 00:12:22, tercatat gempa berkekuatan 3,5 SR dengan kedalaman 8 kilometer, berlokasi 91 kilometer barat daya Kabupaten Pacitan. Gempa susulan terakhir terjadi pada pukul 00:14:22 dengan kekuatan 3,4 SR, berlokasi 80 kilometer barat daya Pacitan dan memiliki kedalaman 14 kilometer.

Triadi menjelaskan bahwa Trenggalek telah mengambil langkah-langkah koordinasi dengan terkait dan pihak BMKG. Mereka juga melakukan pemantauan lapangan untuk mendapatkan informasi seputar kerusakan yang mungkin terjadi, dan apabila terjadi kerusakan, BPBD Trenggalek siap untuk melakukan assessment dengan cepat.

“Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan TRC untuk memperoleh pembaruan mengenai situasi di lapangan terkait kerusakan akibat gempa ini,” jelas Triadi. ***