Tuturan Id – Kepolisian Daerah Sumatera Barat dikritik tajam setelah sejumlah polisi dalam seragam lengkap diduga memasuki Masjid Raya Sumatera Barat, Sabtu (5/8) lalu, untuk mengamankan aksi demonstran.
Video viral yang menunjukkan polisi masuk ke area masjid dengan sepatu memicu reaksi keras dari warganet dan beberapa pihak.
Informasi yang diunggah oleh akun Instagram @yayasanlbhindonesia menyoroti kejadian tersebut dan menegaskan bahwa masjid yang seharusnya menjadi tempat aman bagi masyarakat sedang digunakan untuk beribadah sholawat saat diserbu polisi.
Saat itu, sedikitnya belasan orang termasuk warga Nagari Air Bangis, mahasiswa, dan pendamping hukum Pasaman Barat, ditangkap oleh polisi.
Kritik juga datang dari beberapa warganet yang menyoroti etika polisi yang harusnya melepaskan sepatu jika memasuki area masjid.
Sebagai tanggapan atas kritik tersebut, Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, membantah tuduhan penginjakan tempat ibadah di masjid. Menurutnya, lokasi yang digunakan oleh demonstran untuk tidur bukan merupakan area suci tempat salat, melainkan aula yang sering digunakan untuk pertemuan atau kegiatan oleh pemerintah provinsi.
“Simpang siur terkait dengan nginjek-nginjek tempat ibadah sudah saya jelaskan bahwa itu adalah lantai dasar dan bukan tempat ibadah,” kata Irjen Suharyono dalam keterangan resminya pada Ahad, 6 Agustus 2023.
Pengurus Harian Masjid Raya Sumatera Barat, Rizardi Maarif, juga ikut menjelaskan bahwa bagian bawah masjid merupakan aula untuk perkumpulan dan bukan tempat salat. Dia menambahkan bahwa pihak masjid menyediakan karpet untuk para demonstran tidur agar lebih nyaman.
“Jadi kami menaruh mereka (masyarakat) tidur di lantai saja kan gak bagus juga, makanya kami kasih karpet. Jadi bukan tempat salat, itu tempat pertemuan,” jelas Rizardi.
Sebelumnya, aksi demonstrasi dilakukan oleh sekitar 1.500 masyarakat Air Bangis selama hampir satu pekan di depan Kantor Gubernur Sumatera Barat. Mereka menolak rencana proyek strategi nasional (PSN) yang digaungkan pemerintah dan menuntut bertemu langsung dengan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah.
Meskipun Kapolda Sumatera Barat mengklaim bahwa aksi demonstrasi berakhir dengan kondusif, video polisi yang memasuki area masjid bersepatu tetap memicu perdebatan di media sosial. Masyarakat dan beberapa pihak terus mengkritik tindakan polisi yang dianggap kurang menghormati tempat ibadah.