Sikap semacam ini membuat masyarakat rentan terhadap berita bohong atau ujaran kebencian yang memperkeruh suasana. Padahal, setiap agama di Indonesia mengajarkan kebaikan dan persaudaraan. Tanpa sikap terbuka, kita akan sulit membangun dialog yang sehat dan produktif.
Selain itu, dunia maya sering kali menjadi lahan subur bagi penyebaran radikalisme. Pesatnya informasi di media sosial memungkinkan ideologi ekstrem menyebar dengan cepat, terutama di kalangan generasi muda. Di sinilah peran moderasi beragama menjadi sangat penting.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman yang benar tentang moderasi, agar kita tidak mudah terpengaruh oleh pandangan yang sempit dan intoleran.
Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam Mederasi Beragama
Mewujudkan moderasi beragama membutuhkan kerja sama antara pemerintah, pemuka agama, dan masyarakat luas. Pemerintah, misalnya, dapat memperkuat kebijakan dan regulasi yang mendorong moderasi, serta memberi perhatian khusus pada penyuluhan keagamaan yang berfokus pada nilai-nilai toleransi dan persatuan. Sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan juga dapat menjadi tempat yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai moderasi sejak dini.
Para pemuka agama memiliki peran besar dalam menyebarkan pesan-pesan damai. Mereka dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi umat, dengan menekankan pentingnya moderasi dalam ajaran agama mereka.