“Kecerdasan buatan memang hebat, namun manusia seharusnya bisa lebih cerdas dan bijak menggunakan mesin buatan manusia ini”

Oleh: Hillman Wirawan

id – Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan, mulai berkembang di lima tahun terakhir ini. Kehadirannya merupakan kejutan terbesar di abad ini karena banyak tugas-tugas yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, akhirnya bisa diambil alih oleh kecerdasan buatan ini.

Elon Musk bahkan menganggap bahwa manusia saat ini belum siap untuk menggunakan kecerdasan buatan. Menurutnya, akan banyak hal yang terjadi di luar kendali manusia dan ini merupakan ancaman serius.

Penulis telah menerima banyak cerita mengenai penggunaan kecerdasan buatan di berbagai sektor. Salah satu hal yang mencengangkan yakni kecerdasan buatan dimanfaatkan oleh beberapa mahasiswa di dalam dan luar negeri untuk membuat tugas kuliah dengan keakuratan yang sangat baik.

Bahkan, ada rumor yang mengatakan bahwa sebuah gelar dari dapat diperoleh dengan hanya memasukkan tugas-tugas hasil karya kecerdasan buatan. Tidak sampai di sini, ibu rumah tangga juga ada yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat masakan.

Mereka memasukkan seluruh bahan dapur yang tersisa di rumah dalam sebuah chatbox dan meminta saran masakan. Semua ini hanya contoh kecil dari kehadiran kecerdasan buatan.

Berikut tiga tantangan yang perlu diperhatikan.

Pertama, ada isu mengenai keamanan dan kerahasiaan . Perlu dipahami bahwa pengembangan kecerdasan buatan membutuhkan informasi yang banyak.

Mesin ini belajar dengan menerjemahkan antara satu informasi dengan informasi lainnya dan secara terus menerus belajar dari informasi tersebut. Agar tetap cerdas, mesin tersebut harus terus “disuap” informasi. Di sinilah tantangan keamanan dan kerahasiaan muncul.

Tanpa kontrol dan aturan yang ketat, - yang seharusnya tidak boleh dibagikan dan sifatnya rahasia bisa saja digunakan untuk kepentingan pengembangan kecerdasan buatan. Sebagai contoh, perilaku Anda bersosial media mengandung data pribadi yang bisa saja digunakan untuk pengembangan kecerdasan buatan.

Kedua, manusia bisa sangat tergantung pada kecerdasan buatan dan meyakini jawaban yang dihasilkan mesin tersebut akurat dan bisa dijadikan dasar kebijakan.

Perlu dipahami bahwa kecerdasan buatan ini berpikir dan menghasilkan suatu informasi berdasarkan data-data awal yang diberikan saat proses belajar. Sangat memungkinkan data-data awal yang digunakan berasal dari satu sumber yang bias atau terdapat faktor-faktor lain yang membuat kecerdasan buatan lebih mendukung satu argumen tertentu.

Hal inilah yang perlu diantisipasi dan kontrol terhadap pengembangan kecerdasan buatan harus diterapkan.

Ketiga, beberapa tugas-tugas manusia bisa diambil alih oleh kecerdasan buatan. Salah satu misi dihadirkannya kecerdasan buatan yakni membantu manusia dalam menyelesaikan tugas-tugas lain sehingga manusia bisa fokus pada tugas yang lebih penting.

Namun, kehadiran kecerdasan buatan ini membawa perubahan signifikan dalam kerja. Banyak hal yang dulu dilakukan manusia, sekarang dapat dilakukan oleh kecerdasan buatan.

Sebagai contoh, dulu ada tugas memeriksa kesalahan penulisan pada naskah tetapi dengan kecerdasan buatan seperti Grammarly atau Editor di Ms Word tugas itu dapat dilakukan dengan sangat cepat dan akurat melebihi manusia.

Kecerdasan buatan memang hebat, namun manusia seharusnya bisa lebih cerdas dan bijak menggunakan mesin buatan manusia ini.****