Tuturan id – Paniti Penyelenggara Haji (PPIH) melaporkan Jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat saat melaksanakan prosesi puncak haji selama tiga hari di Mina terus bertambah dan hingga 13 Zulhijjah atau Sabtu 1 Juli mencapai 50 orang.

“Jadi totalnya sampai dengan hari ini, pada periode Mina itu, ada 50 orang yang meninggal dunia,” kata Kasie Satgas Mina dr Thafsin Alfarizi, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu, dilansir antaranews.

Thafsin menjelaskan mayoritas peserta haji yang wafat merupakan lanjut usia (lansia) dengan penyebab utama penyakit jantung atau setop kardiogenik, gangguan saluran pernapasan, dan heat stroke.

Secara spesifik, kata dia, ada 27 orang di maktab atau tenda kemudian 17 orang meninggal di Arab Saudi (RSAS) sekitar Mina. Selain itu, ada empat orang di pos Mina, dua di antaranya meninggal dunia dalam perjalanan.

“Jamaah terbesar yang wafat itu adalah penyakit jantung. Ini merupakan penyakit yang menyebabkan jamaah haji kita meninggal selama periode di Mina,” katanya.

Menurut Thafsin, agar seperti itu tidak terulang kembali pada tahun-tahun mendatang, jamaah haji yang tidak memungkinkan secara fisik sebaiknya dibadalkan saja.

Menurut Thafsin, untuk mencegah terulangnya kejadian seperti itu, jemaah haji yang secara fisik tidak mampu sebaiknya dibadalkan saja

“Lebih baik jamaah istirahat, sehingga tidak memperberat kondisi penyakitnya,” kata Thafsin.

Sementara itu, pihaknya berencana memindahkan pasien yang menjalani perawatan ke Klinik Haji Indonesia (KKHI) di Mekkah sebelum penutupan Pos Mina (Plskes) usai rangkaian haji berakhir.

Thafsin mengatakan, jumlah jemaah Indonesia yang saat ini dirawat di Posko Kesehatan Mina sebanyak 21 orang, sementara RSAS memiliki 56 pasien, sehingga masih ada 77 jemaah yang masih dirawat. Thafsin mengatakan, sejak berdirinya Posko Kesehatan Mina, jumlah pelayanan yang terdaftar mendekati 500 orang, sedangkan jumlah kunjungan pasien baik rujukan terlacak maupun RSAS di wilayah Mina sebanyak 350 orang.****