internasional Bali (Bali International Hospital/BIH) yang dikerjakan oleh PT Pertamina Bina Medika (Indonesia Healthcare Corporation/IHC) sebagai Holding BUMN, dikonfirmasi tidak akan menerima pasien BPJS Kesehatan.

Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika, drg. Mira Dyah Wahyuni, menjelaskan bahwa BIH secara khusus dibangun untuk menargetkan pasar pasien kalangan menengah ke atas.

Dalam upaya menahan jumlah masyarakat Indonesia yang biasa berobat ke luar negeri, Mira mengungkapkan bahwa Kementerian BUMN telah memberikan mandat kepada BIH untuk menjadi penopang masyarakat yang biasanya melakukan pengobatan di luar negeri.

Menurut perkiraan saat ini, terdapat sekitar 2 juta orang Indonesia yang berobat di luar negeri.

“Dalam amanat awalnya, kami diminta menahan sekitar 2 juta orang menengah atas yang pergi ke luar negeri. Oleh karena itu, kami harus konsisten dengan target tersebut, sehingga kami tidak menerima BPJS,” jelas Mira di Gedung , Jakarta Pusat, pada Rabu (12/7/2023).

Mira juga menegaskan bahwa di Bali sendiri telah banyak lain yang melayani segmen pasien menengah ke bawah, sehingga BIH tidak akan bersaing dalam pasar tersebut.

“Di Bali pun sudah banyak rumah sakit dengan segmen yang berbeda, jadi kami tidak akan bersaing dengan mereka,” ungkap Mira.

Selain sebagai lembaga kesehatan, BIH berencana mengembangkan diri menjadi pusat wisata kesehatan yang tidak hanya fokus pada bidang medis, tetapi juga wellness, elderly living, dan aspek lainnya.

“Kami akan meningkatkan BIH sebagai wisata kesehatan, bukan hanya berkaitan dengan pengobatan, tapi juga kesejahteraan, lanjut usia, dan hal-hal lainnya,” Mira.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, sebelumnya mengungkapkan bahwa saat ini sekitar 2 juta orang Indonesia berobat di luar negeri.

Untuk itu, ekosistem kesehatan dalam negeri menjadi penting guna meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berobat di dalam negeri.

Erick mengakui peran penting PT Pertamina Bina Medika sebagai Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Holding Rumah Sakit BUMN dalam membangun ekosistem kesehatan Indonesia.

“Ini juga merupakan upaya untuk mengintervensi jumlah masyarakat Indonesia yang terus berobat ke luar negeri. Karena itu, kita berharap rumah sakit di KEK Kesehatan ini menjadi tujuan wisata baru bagi masyarakat Indonesia,” Erick.

Selain itu, kehadiran Bali International Hospital (BIH) diharapkan dapat menarik kembali dokter-dokter Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air.

“Ini juga akan menjadi tempat pertemuan dokter-dokter Indonesia untuk meningkatkan kualifikasi mereka,” tambah Erick.

Hingga saat ini, sekitar 10 diaspora telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut.****