– Lolly Suhenty, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), meminta pihak berwenang di semua tingkatan rajin memitigasi kerentanan untuk mencegah pelanggaran pemilu.

Hal itu disampaikan Lolly saat membuka Rakernas Persiapan Pencegahan dan Pengawasan Kampanye Pemilu (Rakernas) di Kupang.

Oleh karena itu, pemantau pemilu harus rajin memitigasi kerentanan. Tujuannya memastikan lubang keamanan terdeteksi secara berkala, itu penting, kata Lolly, Minggu (15/10/2023) melalui situs resmi Bawaslu.

Lolly mencontohkan agregat provinsi NTT dengan Indeks Kerentanan Pemilu (IKP) berada pada posisi rentan menengah. Namun NTT sangat rentan terhadap skala perselisihan.

Mengingat, lanjut Lolly, ada juga dua daerah di NTT yang sangat rentan terhadap politisasi Suku, Agama, Ras, dan Golongan (SARA) pada pemilukada dan pemilu sebelumnya.

“Ini alasannya bagi Bawaslu, agar kita semua bisa belajar bagaimana memitigasi kerawanan NTT. Dengan membaca dan mengurangi kerawanan pemilu, semoga NTT mampu menekan segala kerawanan pada ,” jelasnya.

Di sisi lain, Perwakilan bidang Dukungan Teknis Bawaslu La Bayoni mengatakan tujuan diadakannya tersebut.

Pertama, gambaran permasalahan dan kerentanan tahapan kampanye dari pengalaman pemilu 2019 serta analisis permasalahan kampanye pemilu saat ini.

Kedua, pemerataan interpretasi, persepsi dan pemahaman pemangku kepentingan dan pemantau pemilu di semua tingkatan mengenai pencegahan penyimpangan dan pemantauan tahapan kampanye.

Ketiga, mendapatkan masukan dari instansi/lembaga, akademisi, dan masyarakat sipil mengenai tahapan kampanye pencegahan dan pemantauan.

Dan keempat, rencana aksi untuk memantau strategi pencegahan dan kampanye pemilu.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Bawaslu memandang perlu untuk menyelenggarakan rapat koordinasi pencegahan dan pemantauan kampanye melalui lembaga pemantau, kata Bayoni.***(ar)