Tuturan Id – Ponpes Al Zaytun kembali jadi sorotan publik, pasalnya pada perayaan 1 Muharram (19/7/2023), pihak Ponpes Al Zaytun mengundang satu tamu kehormatan yang mengejutkan, yaitu seorang Aktivis Yahudi bernama Monique Rijkers.
Keputusan Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang untuk mengundang seorang tokoh Yahudi menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Monique Rijkers, yang dikenal sebagai seorang aktivis keberagaman dan tokoh Yahudi terkemuka, dihadirkan sebagai tamu kehormatan dalam acara perayaan tahun baru Islam 1445 Hijrah yang berlangsung pada Rabu, 19 Juli 2023, di Ponpes Al Zaytun.
Dalam video yang disiarkan langsung oleh Kanal Alzaytun Official, Monique terlihat mengenakan kaus Bintang Daud saat memberikan sambutan di hadapan para hadirin.
“Salam damai untuk Syech Panji Gumilang dan seluruh keluarga besar Al Zaytun. Saya sangat berterima kasih telah mengundang saya ke sini dan memberi izin untuk memakai baju Bintang Daud,” ujar Monique Rijkers dalam sambutannya.
Ada juga sebuah ritual khusus yang biasa dilakukan dalam momen 1 Muharram atau 1 Suro tersebut, yaitu “Lempar Jumrah.”
Menurut pengakuan seorang mantan wali santri Leny, ritual ini dikatakan mirip dengan aktivitas Haji dalam Islam, namun bagi Ponpes Alzaytun, hal itu diadakan untuk mengumpulkan dana besar-besaran dari setiap koordinator wilayah. Proses “Lempar Jumrah” dilakukan dengan cara memasukkan amplop berisi uang dalam kotak.
“Untuk mengumpulkan dana besar-besaran dari setiap koordinator wilayah, oleh orang dalam disebut Lempar Jumrah, nyama-nyamain aktivitas Haji dalam Islam” ujar Leny, seperti dikutip dari Metro TV saat diwawancara.
Peristiwa ini menambah kompleksitas perbincangan mengenai Ponpes Al Zaytun dan pimpinannya, Panji Gumilang. Sebelumnya, Ponpes Al Zaytun menjadi pusat perhatian karena dugaan ajaran nyeleneh dan penistaan agama yang dilakukan oleh Panji Gumilang di dalam pondok pesantrennya.
Publik mendesak pemerintah untuk menutup Ponpes Al Zaytun, namun Pemerintah melalui Menko Polhukam, Mahfud MD, telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menutup lembaga tersebut.
Sebaliknya, pemerintah akan membina lembaga pendidikan tersebut setelah status hukum pimpinannya, Panji Gumilang, jelas. Mahfud MD juga menegaskan bahwa pemerintah akan berusaha mengontrol materi pengajaran di Ponpes Al Zaytun.