Tuturan id – Wabah flu burung H5N1 yang sangat menular, pada awal bulan ini menginfeksi kawanan rubah merah di wilayah timur laut Paris, kata Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (WOAH) pada Selasa (7/3). Kini beberapa hari terakhir penyebaran wabah ini ke mamalia menimbulkan kekhawatiran global, setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 20 kucing telah terinfeksi flu burung di berbagai penjuru Polandia.
WHO pada Senin (17/7/23), mengatakan di tengah wabah global varian terbaru H5N1, pertama kalinya begitu banyak kucing dilaporkan menderita flu burung di wilayah geografis yang luas di satu negara yakni Polandia. Tercatat lebih dari 45 kucing di 13 wilayah Polandia mengidap H5N1.
Pada awal bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan situasi ini menjadi sesuatu yang “mengkhawatirkan” dan sedang meninjau penilaian risiko global mengingat perkembangan terakhir termasuk kasus penularan ke manusia yang terjadi di Kamboja.
Apalagi pada bulan juni, varian terbaru H5N1 dilaporkan menjangkiti burung dan spesies-spesies hewan lain di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Dikhawatirkan terjadi penularan masif ke hewan yang sering kontak dengan manusia, dapat menyebabkan versi penyakit yang bermutasi yang dapat menyebar dengan mudah antarmanusia, yang dapat memicu pandemi lain setelah pandemi covid-19.
WHO juga belum menemukan secara jelas bagaimana kucing rumahan di Polandia bisa terinfeksi, dan juga bagaimana bisa terjadi peningkatan tidak biasa terhadap jumlah mamalia yang terinfeksi H5N1.
Para ahli sebelumnya telah memperingatkan bahwa babi, yang rentan terhadap virus flu baik dari manusia maupun burung, dapat bertindak sebagai “inang pembaur”, yang menyebabkan munculnya virus yang dapat bermutasi dan mematikan manusia.
Selain terjadi pada Unggas, Rubah dan Kucing, 10 negara telah melaporkan wabah H5NI juga terjadi pada singa laut di Peru dan Chili, anjing laut di AS dan cerpelai di Spanyol. *