– Wakil Menteri Hukum dan HAM () Eddy Hiariej resmi jadi tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi.

Penetapan Eddy Hiariej jadi tersangka gratifikasi dibenarkan langsung no oleh pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK membenarkan telah Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia () Edward Omar Sharif Hiariej (Eddy Hiariej sebagai tersangka. Dia dijerat dengan pasal dugaan penerimaan suap dan gratifikasi.

“Pada penetapan tersangka , benar, itu sudah kami tanda tangani sekitar dua minggu yang lalu,” Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di kantor KPK, Kamis (09/10).

Menurut Alex, terdapat tiga tersangka lain di samping Eddy Hiairej. Dari empat tersangka, tiga orang diduga menerima suap dan gratifikasi. Adapun satu orang diduga pemberi suap.

Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengatakan KPK menggunakan pasal suap dan gratifikasi dalam mengusut dugaan korupsi yang menyeret Eddy – nama panggilan Edward Hiariej.

“Dobel, ada pasal suap, ada pasal gratifikasinya,” kata Asep di gedung KPK, Senin (06/11).

Asep mengatakan penggunaan pasal suap itu memungkinkan adanya sosok tersangka di kasus Wamenkumham itu bisa lebih dari satu orang. Pasalnya, KPK juga akan menjerat pelaku yang berperan sebagai pemberi dan penerima suap.

“Kan gini kalau suap itu nggak mungkin sendiri. Ada pemberi dan penerima, paling tidak dua. Tapi di situ kan ada perantaranya dan lain-lain,” katanya.

Eddy diduga menerima gratifikasi sebesar Rp7 miliar dari pengusaha bernama Helmut Hermawan yang meminta konsultasi hukum kepada besar Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

Enam hari berselang setelah mengajukan laporan, Eddy Hiariej menjalani klarifikasi di kantor KPK. Eddy saat itu menilai aduan dari tendensius mengarah ke fitnah.

“Kalau sesuatu yang tidak benar kenapa saya harus tanggapi serius? Tetapi supaya ini tidak gaduh, tidak digoreng sana-sini, saya harus beri klarifikasi,” kata Eddy, 20 Maret 2023 lalu.***(Nov)