Tuturan id – Fredy Pratama menjadi gerbong sindikat narkoba terbesar di Indonesia saat ini. Hal ini disampaikan oleh Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada saat konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (12/9/2023).
Fredy Pratama saat ini masuk dalam DPO (daftar pencarian orang) usai Mabes Polri bersama Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, dan US-DEA, serta sejumlah Polda, berhasil membongkar sindikat narkoba internasional jaringan Fredy Pratama atau Miming.
Wahyu mengatakan Fredy Pratama mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand. Wilayah operasinya juga termasuk daerah Malaysia Timur.
“Yang bersangkutan (Fredy Pratama) ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya termasuk di Indonesia dan daerah Malaysia Timur,” tuturnya.
Barang bukti dan aset yang diamankan Polri dari jaringan Fredy atau Wang Xiang Ming ditaksir mencapai Rp 10,5 triliun berupa 10,2 ton sabu, 116,346 ribu butir ekstasi, 13 unit kendaraan, 4 bangunan, dan sejumlah uang di ratusan rekening, yang berlangsung dari tahun 2020-2023 dengan 408 laporan polisi.
Freddy Miming merupakan pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dirinya sempat bersembunyi di wilayah Segitiga Emas yang dikenal sebagai surga bandar narkotika kawasan Asia Tenggara.
Saat ini masih DPO ada di Thailand, dengan nama samaran di komunikasinya the secret, cassanova, air bag, dan mojopahit,” ungkap Kabareskrim.
Dalam pengembangan kasus ini, sebanyak 39 orang berhasil ditangkap sejak periode Mei 2023. Termasuk Ratu Narkoba Selebgram asal Palembang Adelia Putri yang diduga terafiliasi dengan jaringan Fredy Pratama.
Jaringan ini melakukan kegiatan kejahatan semuanya sudah terstruktur dan sangat terorganisir. Komunikasi dilakukan bukan menggunakan aplikasi yang biasa dipakai oleh masyarakat umum, seperti Blackberry Messenger (BBM) dan Wire.
Para tersangka akan dijerat Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup dan pidana denda maksimal 10 miliar.**(bee)
