Tuturan id – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang merupakan Calon presiden (Capres) dari nomor urut 1 menyebutkan bahwa ada mafia dan oligarki yang tidak menginginkan adanya perubahan di bumi Indonesia ini.
Ia berpendapat, Oligarki dan mafia ini, hidup seperti benalu yang ingin keberlanjutan semata.
“Jadi kondisi kita sedang tidak baik-baik, ada kelompok–kelompok orang yang mendapatkan keuntungan dari kondisi sekarang ini,” kata Anies di hadapan simpatisannya saat kampanye akbar di lapangan Haji Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (27/1/2024).
“Ada oligarki, betul tidak? Ada mafia-mafia, betul tidak? Mereka hidup seperti benalu, betul? Mereka tidak ingin perubahan, mereka ingin semuanya serba dilanjutkan seperti sekarang,” sambung Anies.
Selain itu, ia juga menyebut, Aceh yang memiliki sumber daya alam yang besar, tetapi tidak memberikan kemakmuran kepada masyarakatnya.
“Jadi kita pilih perubahan karena kita tau kondisi sedang tidak baik-baik saja, apalagi di Aceh, negeri yang kaya raya tapi justru masuk yang termiskin. Uang yang banyak tapi rakyatnya justru termiskin, betul? Apakah itu perlu diteruskan? Perlu dibiarkan?” tutur Anies disambut teriakan “Tidak” oleh simpatisannya.
Selanjutnya, Anies bercerita tentang sosok Ketua Umum Partai Nasdem yang juga putra asal Aceh, Surya Paloh yang mengusung dirinya sebagai calon presiden.
Menurut Anies, Surya Paloh adalah tokoh yang menginginkan perubahan atas kondisi oligarki dan mafia yang disebut sebagai benalu itu.
“Lalu, tahun 2022 ada sebuah partai dan seorang ketua partai yang menyatakan menetapkan pilihan karena ingin melakukan perubahan, namanya? Yang keras? Namanya siapa? Surya Paloh, seorang putra Aceh,” kata Anies.
Lantas kemudian ia menceritakan mendapat mandat sebagai capres dan akan dijalankan dengan memperjuangkan perubahan.
Lebih jelas lagi, setelah ditetapkan sebagai capres oleh Nasdem, tantangan datang silih berganti. Namun, tidak menyurutkan niat Surya Paloh untuk mengusung perubahan.
“Tapi ingat, sesudah itu mereka yang tidak menginginkan perubahan, berusaha untuk menghadang dengan segala macam cara, benar tidak? Tantangan demi tantangan berdatangan, apakah gentar? Apakah mundur? Apakah berbelok?” kata Anies.
“Tidak!” seru pendukungnya.
“Saudara-saudara menyaksikan ini seorang Aceh, punya nyali, berani berhadapan dengan semua, tidak gentar menghadapi tantangan, gambaran keluarga Aceh yang sesungguhnya,” sambung Anies.***