Tuturan id – Pasangan Calon Presiden (Capres) dan calon Wakil Presiden (cawapres) dari nomor Urut 2 Prabowo Subianto dan resmi menunjuk ketua umum PBB Yusril Ihza Mahendra sebagai pengacara atau kuasa hukumnya untuk menghadapi gugatan perdata di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

Diketahui, Yusril menjadi komandan dari 14 pengacara yang akan membela pasangan Prabowo-Gibran untuk menghadapi gugatan tersebut.

14 pengacara tersebut akan menghadapi Patra M Zein yang ditunjuk sebagai pengacara dari aktivis demokrasi PH Hariyanto, Firman Tendry Masengi, dan Azwar Furgudyama selaku penggugat.

“Advokat senior Yusril Ihza Mahendra, Fahri Bachmid, Ahmad Maulana, Ali Reza Mahendra dkk ditunjuk Paslonpres Prabowo-Gibran menjadi kuasa hukum mereka untuk menghadapi gugatan perdata dengan Registrasi No. 752/Pdt.G/ di PN Jakarta Pusat,” ujar Yusril lewat keterangan resminya, Minggu (10/12/).

Selanjutnya, Yusril dkk menamakan diri sebagai Tim Pembela Prabowo-Gibran.

Pada gugatan yang dihadapi tim pembela Prabowo- Gibran yakni terkait gugatan perkara RI dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman.

Selanjutnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dijadikan sebagai turut Tergugat I dan II.

Sebelumnya telah diberitakan, jika para penggugat mendalilkan KPU telah melakukan perbuatan melawan hukum karena menerima proses pendaftaran pasangan Prabowo-Gibran jadi peserta Pilpres 2024.

Padahal, menurut penggugat, KPU belum mengubah peraturan internal yang memuat syarat-syarat pencalonan Presiden dan Wakil Presiden minimal berusia 40 tahun, meskipun MK telah memutuskan pasangan calon Presiden boleh berumur di bawah 40 tahun asalkan pernah/sedang menjabat jabatan yang dipilih melalui termasuk .

Dalam isi petitumnya, penggugat meminta pengadilan menghukum KPU untuk menghentikan proses pencalonan Prabowo-Gibran karena menyalahi peraturan KPU yang berlaku. Para tergugat dituntut membayar ganti rugi materiel Rp10 miliar dan ganti rugi immaterial Rp1 triliun.

Maka dari itu, Yusril menanggapi santai gugatan para penggugat tersebut. Ia memastikan Tim Pembela Prabowo-Gibran akan hadir di PN Jakarta Pusat besok, Senin (11/12), untuk mendaftarkan surat kuasa, hadir dalam pemeriksaan dan menyampaikan permohonan sebagai pihak dalam perkara sebagai tergugat Intervensi.

“Walaupun kami menghadapi gugatan ini dengan santai, namun materi gugatan harus kami anggap serius. Bagaimanapun juga, ujung dari gugatan ini adalah dikabulkan atau ditolak oleh majelis hakim. Namun, sudah pasti kami akan menolak tawaran apa pun yang diajukan penggugat selama proses mediasi,” tegas pria yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu.

Disisi lain, Yusril menilai gugatan tersebut salah alamat karena mayoritas tergugat– kecuali kemungkinan Anwar Usman yang dalam kapasitas pribadi– semuanya adalah penyelenggara negara.

Menurut Yusril, perbuatan mereka seharusnya dikategorikan sebagai “perbuatan melawan hukum oleh penguasa” atau “onrechtmatige overheidsdaad” yang sekarang telah beralih menjadi kewenangan PTUN untuk mengadilinya. Oleh karena itu, PN Jakarta Pusat, lanjut Yusril, tidak berwenang mengadili perkara dimaksud.

“Tim Pembela Prabowo-Gibran juga menganggap gugatan para penggugat telah kehilangan objek. Dalam petitumnya mereka meminta hakim memutuskan untuk menghukum KPU agar menghentikan proses pencalonan Gibran. Sementara proses itu sudah selesai, Prabowo-Gibran sudah ditetapkan oleh KPU sebagai paslon Presiden dan Wakil Presiden dalam 2024,” ucap Yusril.

Lebih lanjut lagi, Yusril menjelaskan semestinya para penggugat menggugat Keputusan KPU menurut prosedur yaitu ke Bawaslu dan PTUN, bukan melakukan gugatan perbuatan melawan hukum ke PN Jakarta Pusat. Atas dasar itu, Yusril menyatakan pihaknya sudah siap mematahkan argumentasi yang dikemukakan para penggugat.

“Tim Pembela Prabowo-Gibran akan bekerja secara profesional dan menjunjung tinggi hukum dan Kode Etik Advokat,” kata Yusril.

Seperti yang kita ketahui jika pasangan Prabowo-Gibran diusung jadi capres-cawapres dari Indonesia Maju (KIM) yang terdiri atas sejumlah parpol termasuk Gerindra dan Partai Bulan Bintang.***