, Ketua Umum , menyatakan bahwa koordinasi yang telah dilakukan mereka dengan FIFA memungkinkan bendera Palestina untuk dikibarkan di seluruh yang dikordinir oleh FIFA.

Menurut Erick, pengibaran bendera Palestina tidak dianggap sebagai masalah oleh FIFA, melainkan sebagai simbol dari dukungan terhadap hak asasi manusia dan perlindungan hak asasi manusia (HAM).

“FIFA menghormati kebebasan untuk berekspresi, terutama tentang perlindungan hak asasi manusia dan , dan ini khususnya terkait dengan pengibaran bendera Palestina. secara tegas menyatakan bahwa tidak ada larangan atau sanksi yang diberikan.” kata Erick dikutip dari situs web pada Kamis (8/11/),

Erick juga menyebutkan bahwa Komite Disiplin memberikan sanksi kepada Persiraja Banda Aceh karena keterlibatan pelanggaran pitch invasion, bukan karena bendera Palestina.

“Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan seusai peristiwa Kanjuruhan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komite Hukum PSSI Ahmad Riyadh juga tidak melarang suporter untuk mengibarkan bendera Palestina. Ia justru memberi izin untuk menyemarakkan solidaritas di tribun stadion.

Para suporter diingatkan untuk tidak melanggar peraturan dan mengabaikan keselamatan dengan cara memaksa masuk ke lapangan.

“Perlu digarisbawahi bahwa setiap bentuk pitch invasion itu dilarang. Apalagi saat ini kita sedang melakukan transformasi setelah tragedi Kanjuruhan di mana disiplin soal kode keamanan dan keselamatan adalah hal yang mutlak. Karena itu menyerbu masuk ke lapangan tidak diperkenankan,” ujar Riyadh.

Ketum PSSI menyatakan bahwa komitmen PSSI terhadap Palestina tidak diragukan. “Indonesia adalah rumah bagi Palestina juga!” tambahnya.***