Tuturan id – Lembaga survei Indo Riset melalui survei terbarunya yang dirilis Senin 25 September 2023 menemukan Bakal Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. mengalami kenaikan tingkat keterpilihan (elektabilitas) dari 22% pada Agustus 2023 menjadi 25,2% pada September 2023.
Sementara Prabowo Subianto turun dari 38,3% (Agustus 2023) ke 34,8% (September 2023) dan Ganjar mengalami stagnasi, yaitu 34,3% (Agustus 2023) dan 34,4% (September 2023).
Menariknya, dari survei yang dilakukan anggota Persepi (Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia), suara Anies naik di basis utama suara Ganjar dan Prabowo.
Suara Anies naik di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Di Jawa Timur, suara Anies melonjak dari 12,8% pada Agustus 2023 menjadi 22,2% di bulan ini.
Sementara di Bali dan Nusa Tenggara dari 6,7% (Agustus 2023) menjadi 16,7% (September 2023). Lalu Jawa Tengah dari 8,3% (Agustus 2023) menjadi 14,4% (September 2023), dan Jawa Barat dari 24,7% (Agustus 2023) menjadi 31,6% (September 2023).
Adapun periode survei dilakukan 11-18 September 2023 atau sekitar dua pekan setelah deklarasi Anies-Gus Muhaimin (AMIN) di lokasi bersejarah Hotel Majapahit Surabaya pada Sabtu, 2 September 2023.
Jumlah sample survei sebesar 1.200 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Margin of Error (MoE) survei sebesar +/- 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%.
Terkait hasil survei teranyar tersebut, pengamat komunikasi dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong, Ambang Priyonggo, Ph.D. mengemukakan kehadiran Gus Muhaimin bersama mesin politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi pendobrak sekat-sekat ideologis yang selama ini tersematkan kepada Anies di kalangan nahdliyin di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Kehadiran Cak Imin dan PKB menjadi pendobrak sekat-sekat ideologis yang tersematkan kepada Anies di kalangan nahdliyin. Bisa dibilang kini, gembok Jawa Timur dan Jawa Tengah serta sebagian Jawa Barat telah terbuka bagi Anies untuk mendapatkan elektabilitasnya di sana,” ujar Ambang Priyonggo, Ph.D., dikutip Selasa (26/9/2023).
Doktor Ilmu Komunikasi dari University of Malaya, Malaysia ini menuturkan, bahwa karakteristik warga nahdliyin itu unik.
“Warga nahdliyin bisa bergabung dengan PDIP yang nasionalis dan banyak non-Muslimnya. Apalagi kini, PKB dan PKS bersama-sama dalam arus kelompok Islam nasionalis moderat yang semakin meruntuhkan sekat-sekat ideologis tersebut. Bisa dibilang kini, ceruk pendukung Anies yang sebelumnya lebih ke kanan, kini lebih terdorong ke tengah, sehingga lebih banyak bagian suara yang berpotensi diambil Anies,” katanya.
Selain itu, Ambang Priyonggo, Ph.D. mencermati sejak awal Gus Muhaimin memang sudah mendapatkan mandat dari para masayikh NU, khususnya di Jawa Timur.
“Para masyayikh dan kiai khos di Jawa Timur beberapa waktu lalu berkumpul memberikan dukungan kepada Gus Muhaimin,” sebut dosen Media dan Politik.
Sebanyak 99 kiai khos Jawa Timur telah memberikan mandat kepada Gus Muhaimin untuk maju dalam bursa kepemimpinan nasional pemilu 2024.
Mandat tersebut disampaikan dalam acara Musyawarah Kiai Jawa Timur yang digelar di Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo pada Kamis 23 Febaruari 2023. Artinya, tinggal tunggu waktu saja, suara dari nahdliyin di seluruh Jawa akan bergeser kepada Anies dan Gus Muhaimin.
Sebagaimana diketahui, dalam pemberian mandat untuk Gus Muhaimin berkontestasi dalam pilpres 2024, hadir ratusan kiai dari pesantren di Jawa Timur.
Seperti KH Ahmad Fuad Noerhasan dari Sidogiri dan KH Nurul Huda Jazuli (Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri), KH Agus Ali Masyhuri Sidoarjo (Ponpes Bumi Shalawat Sidoarjo), Ketua PWNU Jatim KH. Marzuki Mustamar, KH Anwar Iskandar Kediri, KH Abdul Adzim Kholili, KH Abdurrohman Al Kautsar, KH Abdul Hannan Maksum, KH Athoillah Anwar, KH Maksum Faqih Langitan, KH Fahim Royani.
Selain itu, hadir pula KH Abdussalam Shohib Denanyar Jombang, KH Kholil Nawawie, KH Abdul Mughist, KH Ali Makki Zaini, KH Makki Nasir, KH Jazuli Nur, dan ratusan kiai lain dari berbagai pesantren di Jawa Timur. Dukungan juga diberikan oleh KH Lora Nasih, Ketua Umum Pondok Pesantren Syaikona Kholil Bangkalan, Madura dan K.H. Abdul Mu’id Shohib, pengasuh Pondok Pesantren Assalamah Lirboyo Kediri.***(Sw)