Tuturan Id – RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mendapat protes keras dari keluarga pasien setelah menggelar sebuah konser musik yang mengundang band KOTAK. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka peresmian gedung rawat jalan baru dan dihadiri oleh Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf.
Namun, konser yang berlangsung malam itu menuai kontroversi karena dilaksanakan dekat Poli Jantung dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.
Momen tersebut dengan cepat menjadi viral di media sosial dan memicu perbincangan di kalangan netizen. Banyak yang menganggap bahwa rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang tenang dan nyaman bagi para pasien, bukan malah berubah menjadi ramai dan bising karena konser musik.
Salah satu unggahan akun Twitter @tanyarlfess menjadi sorotan pasca menuliskan informasi tersebut.
“RSUD Bangil gelar konser peresmian gedung rawat jalan baru yang mendapat kritik keras dari keluarga pasien. Ini gimana ceritanya sih? Rumah sakit kan butuh ketenangan, ini malah gelar konser.” dikutip dari ciutan akun itu.
Tidak hanya keluarga pasien yang merasa terganggu, warga sekitar juga ikut menyuarakan kekecewaannya terhadap acara tersebut.
“Waduh, gimana nasib pasiennya tuh? Gue aja yang sakit gigi tiap denger suara berisik rasanya mau ngamuk.” ungkap yang lain.
Kritik dan protes juga datang dari berbagai warganet lainnya yang merasa tidak setuju dengan konser tersebut. Beberapa di antaranya menyoroti pentingnya menjaga etika dan kenyamanan pasien di rumah sakit.
Menanggapi polemik yang terjadi, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, memberikan tanggapannya terkait konser yang digelar di RSUD Bangil. Ia menjelaskan bahwa konser tersebut merupakan bagian dari promosi dan tasyakuran atas beberapa capaian di rumah sakit.
Ia juga menegaskan bahwa yang diundang untuk menonton konser bukanlah orang luar, melainkan anak-anak rumah sakit sendiri.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga memberikan tanggapannya terhadap konser musik di RSUD Bangil. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa acara tersebut memang bukan bagian dari standar pelayanan kesehatan.
Namun, pihaknya menyoroti tentang etika dan kenyamanan pasien yang seharusnya dijaga oleh RSUD tersebut.****