Tuturan id – Kontroversi antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan partai berlam moncong banteng tersebut terus bergulir.

Apa lagi baru-baru ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan sebuah tentang presiden Jokowi.

Hasto secara terang-terangan menyindir kebiasaan Presiden Jokowi menunjuk orang-orang dekatnya ketika menjabat sebagai Solo untuk mengisi strategis di .

Hal itu dinilai Hasto, menjadi salah satu syarat untuk mengisi strategis dewasa ini adalah harus mengenal Jokowi sejak ia menjadi Solo.

“Di dalam penempatan strategis pun kami melihat untuk menjadi pejabat Indonesia itu harus kenal Pak Jokowi dulu di Solo, ini kan anti meritokrasi, apakah Solo betul-betul menjadi wahana penggemblengan,” kata Hasto dalam acara diskusi bertajuk ‘Sing Waras Sing Menang’, Sabtu (30/3/2024).

Selain itu, Hasto pun menuding Jokowi berkhianat pada nilai-nilai yang mengedepankan proses dan perjuangan, tetapi malah melakukan nepotisme.

“Muncullah hampir seluruh Pak Jokowi, siapa yang dekat dengan Pak Jokowi untuk maju,” kata dia.

Tak hanya itu saja, Hasto juga mengungkapkan beberapa contoh seperti, perwira TNI AU Marsekal Madya Tonny Harjono yang digadang-gadang akan menjadi Kepala Staf TNI AU berikutnya ternyata punya hubungan keluarga dengan istri Jokowi, Iriana.

Di samping itu ada Marsdya Tonny yang memang juga pernah bertugas sebagai ajudan Jokowi dan sekretaris di Kementerian Sekretaris Negara.

Contoh lain, sekretaris pribadi Jokowi, Devid Agus Yunanto, kini digadang-gadang akan menjadi calon bupati Boyolali.

“Nepotisme itu kita lihat ternyata justru semakin telanjang di depan kita. Misalnya sekretaris Pak Jokowi, Devid, dicalonkan sebagai calon bupati di Boyolali, itu kan akan merebut basis dari PDI Perjuangan yang selama ini membesarkan,” ujar Hasto.

Ia mengatakan, sikap Jokowi tersebut merupakan tindakan yang anti terhadap meritokrasi dan hukum.***