Tuturan id – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menegas jika saat ini Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di dunia dibandingkan dengan negara-negara maju yang ada di dunia.
Karena menurut Prabowo, bila proses demokrasi saat ini berbiaya mahal dan melelahkan tetapi masih banyak ruang untuk diperbaiki.
Pernyataan inipun diungkapkan Prabowo saat berbicara di Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Selain itu, Prabowo juga mengatakan bahwa Indonesia telah bertransisi dari negara di bawah rezim otoriter ke negara demokrasi penuh.
“Dua puluh lima tahun kita bertransisi dari rezim otoriter ke demokrasi penuh dan menurut saya kita sekarang adalah negara demokrasi terbesar di dunia,” kata Prabowo dalam pidatonya.
“Kami melaksanakan beberapa pemilu, saya berpikir pemilu yang sebenarnya,” katanya.
“Saya pikir saya berpartisipasi dalam lima pemilihan umum,” sambungnya.
Dengan adanya pengalaman tersebut, Prabowo menyampaikan kesaksiannya atas kondisi demokrasi ini. Baginya, demokrasi sangat melelahkan, berantakan, dan berbiaya tinggi.
“Dan izinkan saya menguji, izinkan saya bersaksi bahwa demokrasi sungguh sangat melelahkan, sangat sangat berantakan, sangat sangat mahal,” ujarnya.
Walaupun begitu, Indonesia masih belum puas akan kondisi demokrasinya. Oleh karenanya, masih ada ruang untuk memperbaikinya.
“Dan kami masih belum puas dengan demokrasi kami. Ada banyak ruang untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Lebih jelas lagi, Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia mestinya berbangga bisa menyelenggarakan pemilu. Sebab, angka partisipasi pemilih sampai 80%.
“Saya kira Indonesia harus bangga, pada pemilu kita rata-rata jumlah pemilihnya adalah delapan puluh persen,” katanya.***